Waow Keren…!! Handicraft Warga Binaan Lapas ini Diminati 5 Perusahaan Besar Dunia

Handicraft Warga Binaan Lapas

BANYUWANGI (Sigi Jateng) – Handicraft buatan warga binaan Lapas Klas IIA Banyuwangi diekspor ke berbagai negara perusahaan besar. Lima perusahaan besar di Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat siap menampung hasil olah tangan mereka. 

Hal itu disampaikan Bambang Hariyono, pemilik Oesing Craft Banyuwangi usai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Lapas Banyuwangi dengan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Perindustrian (Disnaker trans), Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi dan Oesing Craft, pada Kamis (24/9/2020).

“Ada 35 persen handicraft yang kita ekspor ke 3 negara. Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang dari Lapas Banyuwangi. Kita terus melakukan kerja sama dengan lapas untuk memenuhi kuota ekspor ke 3 negara itu,” ujarnya, seperti dikutip detikcom, Kamis (22/9).

Dikatakan, jika kerajinan tangan para warga binaan ini diminati 5 perusahaan besar di 3 negara itu. Mitsubishi dan Kowabo di Jepang, Daiso dan Asung di Korea Selatan serta Lennox di Amerika Serikat. Mereka tertarik berbagai peralatan makan dan perabotan berbahan kayu dan natural.

Dia mengaku, masa pandemi ini menjadi start awal untuk menambah kapasitas ekspor. Sebab, saat ini COVID-19 membuat banyak negara memulai awal untuk melakukan penetrasi ekspor ke beberapa negara. 
“Saat pandemi ini menjadi start awal sebenarnya bagi negara untuk melakukan penetrasi ekspor. Makanya kita dorong ini untuk peningkatan. Kita sudah melakukan kerja sama dengan perusahaan besar di 3 negara itu,” imbuhnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Perindustrian (Disnaker Trans) Banyuwangi, Alam Suderajat, menyambut baik adanya peningkatan kapasitas ekspor barang kerajinan tangan dari warga binaan Lapas Banyuwangi. 

Hal ini berdampak positif terhadap pembangunan SDM warga binaan. Diharapkan setelah mereka menjalani hukuman, mereka punya keahlian.
“Sangat luar biasa kolaborasi dan sinergitas lapas dengan berbagai stakeholder khususnya eksportir. Tentu produk yang dihasilkan harus diminati pasar. Sebenarnya kita masih kurang pelatihan di sini. Sebab bentuk ekspor yang lain juga masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan ekspor,” tuturnya.

Sementara itu, Kalapas Banyuwangi Ketut Akbar Heri Ahjar menambahkan, selain pelatihan handicraft, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) menambah pelatihan terhadap warga binaan Lapas Banyuwangi. Yang terbaru adalah kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi. Warga binaan diberikan pelatihan otomotif, hidroponik dan perikanan. 
Ada 60 warga binaan selama 3 bulan ini mendapatkan pelatihan otomotif, hidroponik dan perikanan. Tentu ini menambah SDM warga binaan,” ujarnya. (Dtc/dye)
Berita Lainnya:


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini