Waduhh..!! Gegara Tak Dapat Bansos, Pasien Covid-19 OTG ini Nekat Keluar Rumah

Ilustrasi. Foto: Proses dekontaminasi petugas medis (

Brebes (Sigi Jateng) – Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, nekat keluar rumah untuk bekerja. Para pasien OTG itu nekat keluar rumah karena tidak mendapatkan bansos dari pemerintah.

Sekda Brebes Djoko Gunawan. Foto : detikcom

Salah satunya pasien OTG berinisial R (41) mengaku tak kunjung mendapatkan bantuan dari pemerintah. Guru honorer di salah satu SD negeri ini dinyatakan positif Corona pada Kamis (17/12) pekan lalu.

“Ini yang kedua kalinya kena Corona. Awal April positif dan menjalani isolasi mandiri dan selesai tanpa swab. Terus Kamis (17/12) kemarin diperiksa dan hasilnya positif tanpa gejala,” tutur R melalui sambungan telepon, seperti dikutip detikcom, Senin (21/12/2020).

R pun mengaku bekerja sampingan sebagai sopir carteran. Pekerjaan ini dia lakoni setiap selesai mengajar. “Saya ini juga kerja sopir. Kadang carteran kadang taksi online,” ungkap R.

R pun mengaku sebagai pasien OTG dia seharusnya menjalani isolasi mandiri, namun keadaan memaksanya untuk bekerja mencari nafkah. Sebab, selama dua kali menjalani isolasi dia tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Saya harus kerja untuk makan istri dan tiga anak. Kalau tidak kerja dari mana dapat uang untuk makan. Dua kali positif dan isolasi mandiri, belum pernah dapat bantuan sembako,” terangnya.

“Jadi meski positif, tetap kerja cari uang, jadi sopir mengantar barang. Meski kerja di luar rumah, saya berusaha tidak kontak langsung sama orang lain, kasihan nanti ketularan,” sambung R.

Keluhan soal bantuan sembako ini juga disampaikan Kades Kalilangkap, Kecamatan Bumiayu, Sobar. Dia menyebut warganya yang positif Corona tidak mendapatkan bantuan sehingga nekat keluyuran.

“Yang terjadi di desa kami, pasien OTG ini seharusnya mereka di rumah untuk isolasi. Tapi karena mereka tidak dapat bantuan pangan dan tetap kerja. Apalagi pasien ini merasa tidak sakit apa-apa jadi ada yang tetap kerja di luaran dan bahkan ada yang ikut salat jamaah,” jelasnya.

Dia mengungkap sejak pandemi ada delapan warganya yang positif virus Corona. Tiga warganya itu dirawat, dan lima orang lainnya menjalani isolasi mandiri. Warga pun diminta iuran untuk menafkahi para pasien Covid-19 tersebut.

“Ada lima yang isolasi mandiri, tapi mereka tidak mendapatkan bantuan makan dari pemerintah. Jadi warga saya minta inisiatif 1 rumah satu telur, tapi itu pun tidak banyak karena ekonomi warga juga sedang susah,” tutur Sobar.

Ia menyebut alokasi dana desanya sudah terserap untuk penanganan Covid-19 di awal pandemi. Dana tersebut sudah digunakan untuk BLT, pembelian alat untuk pemeriksaan kesehatan seperti thermogun, dan juga untuk fasilitas protokol kesehatan.

“Waktu awal pandemi itu dana (dana desa) sudah terserap. Baik untuk BLT, beli alat ini itu. Nah giliran Corona masuk desa, dana sudah habis, makanya tidak heran, pasien OTG yang isolasi mandiri tidak dapat apa-apa,” ucap Sobar.

Terpisah, Sekda Brebes Djoko Gunawan menyebut pihaknya sebenarnya sudah mengalokasikan anggaran Rp 600 ribu per keluarga untuk pasien Corona yang menjalani isolasi mandiri.

Dia menerangkan penyaluran anggaran ini diajukan melalui Satgas Kecamatan, lalu diteruskan ke Dinas Kesehatan yang kemudian diteruskan ke Dinas Sosial untuk pemberian bantuan.

“Kami ada anggaran untuk mereka yang OTG dan harus isolasi mandiri. Kita sudah alokasikan di Dinas Sosial sebesar Rp 600 ribu per keluarga,” terangnya. (Dtc/dye)

Catatan Redaksi: Bersama lawan virus corona. Sigijateng.id, mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, lakukan 3M (Wajib Memakai Masker, Wajib Mencuci Tangan, Wajib Menjaga Jarak, Hindari Kerumunan dan tetap menjaga Imun).

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini