Siaga Bencana Harus Jadi Budaya, Warga Harus Miliki Kesiapsiagaan Hadapi Bencana

Sekda Kendal Moh Toha beserta Forkompinda meninjau sejumlah peralatan yang disiapkan untuk mengantisipasi bencana alam usai Apel Siaga Bencana di Alun-alun Kendal, Jumat (06/11/2020).

KENDAL (Sigi Jateng) – Kejadian bencana alam bisa terjadi kapanpun dan dimanapun, tidak ada yang tahu kapan akan terjadi. Terlebih memasuki musim penghujan seperti saat ini, kewaspadaan dan kesiagaan perlu dikedepankan.

Dalam menghadapi munculnya potensi kebencanaan, antisipasi ini sangat penting untuk menghindari jatuhnya korban jiwa maupun kerusakan yang menimbulkan kerugian materiil baik harta dan benda.

Berdasarkan data kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal Tahun 2020. Sejak bulan Januari hingga 4 November 2020 tercatat ada sebanyak 62 kejadian banjir, 24 kejadian tanah longsor, dan 7 kejadian angin kencang atau puting beliung.

Sekretaris Daerah Kendal Moh Toha mengatakan peristiwa bencana alam tersebut terjadi di beberapa wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal. Dirinya mengimbau kepada semua pihak dan masyarakat Kendal agar selalu menerapkan prinsip kesiapsiagaan dan meningkatkan kesadaran mitigasi bencana.

“Warga juga harus mengantisipasi sejak dini terjadinya bencana alam, terutama melakukan pengecekan diwilayah yang berpotensi bencana alam, seperti banjir dan longsor, dengan membersihkan saluran air , mengecek wilayah yang berpotensi longsor dan lainnya yang menimbulkan bencana,” terang Toha, saat Apel Siaga Bencana Jumat (06/11/2020) di Alun-alun Kendal.

Dijelaskan, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama. Partisipasi masyarakat sangat diharapkan dan diikut sertakan dalam proses penanggulangan bencana alam. Untuk itu, perlu membangun kesadaran bersama dalam upaya meningkatkan kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

“Siaga Bencana harus menjadi budaya, kita semua harus selalu siap-siaga dimanapun dan kapanpun. Saya menghimbau kepada OPD, semua stakeholder dan seluruh warga Kendal, untuk meningkatkan kewaspadaan sedini mungkin dan antisipasi lebih awal, dengan melakukan koordinasi antar instansi, serta mempersiapkan personil maupun peralatan yang diperlukan,” jelasnya.

Sementara itu Kepala BPBD Kendal Sigit Sulistyo mengatakan daerah yang rawan longsor berada di eks kawedenan Sukorejo dan Boja sementara rawan banjir ada di wilayah bawah. “Awal musim hujan ini banjir sudah terjadi akibat luapan sungai setelah wilayah atas diguyur hujan,” katanya.

Sigit juga menyebut ada 40 titik rawan bencana yang meliputi Longsor, Banjir dan bencana lain terkait dengan cuaca La Nina. “Apel ini dimaksudkan untuk mengecek kesiapan seluruh stakeholder baik TNI, Polri dan elemen lain terutama BPBD, agar bisa siaga dengan perlengkapan yang memadai,” pungkasnya.

Nampak turut hadir dalam Apel Siaga Bencana tersebut Sekda Kendal Moh Toha, Ketua DPRD Kendal Muhammad Makmun, Kapolres Kendal, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, Dandim 0715/Kendal, Letkol Inf Iman Widhiarto, Kajari Kendal, Ronaldwin, Kepala BPBD, Sigit Sulistyo dan ratusan personel gabungan. (Dye)

Baca Berita Lainnya

Catatan Redaksi: Bersama lawan virus corona. Sigijateng.id, mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, lakukan 3M (Wajib Memakai Masker, Wajib Mencuci Tangan, Wajib Menjaga Jarak, Hindari Kerumunan dan tetap menjaga Imun).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini