Sekolah Daring SMPN 2, Siswa Tetap Pakai Seragam, Belajar Sesuai Jadwal

Laptop salah satu guru SMPN 2 menujukkan murid-murid yang sedang sekolah daring

PURWOREJO (SigiJateng) — Sekolah daring, banyak menuai keluhan dari masyarakat, terutama orang tua yang metasa tak sanggup mengajari anak-anak mereka. Akan tetapi, dalam keadaan seperti ini, kita tidak bisa saling menyalahkan, justru harus bisa menyesuaikan diri. Bagi sekolah, harus memberikan pelayanan maksimal dalam keterbatasan.

Proses Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) secara daring juga dikhawatirkan akan menghilangkan pendidikan karakter. Hal itu dibantah oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Purworejo, Yosiyanti Wahyuningtyas saat ditemui di kantornya, Kamis (30/7/2020).

Kasek SMPN 2, Yosiyanti Wahyuningtyas

“Kalau di SMPN 2, kami menggunakan google meet. Anak-anak sekolah dari rumah tetap memakai seragam. Guru pun berada di kelas seperti biasa. Guru juga mengabsen murid dan selalu menekankan bahwa sikap dan kejujuran siswa tetap dinilai,” lanjut Yosi, panggilan Kasek ini.

Jadwal pelajaran sekolah online dimulai pukul 07.30 WIB selesai pukul 12.30 WIB. Ada jeda istirahat dua kali selama 25 menit. “Dengan sistem seperti ini, anak-anak di rumah juga sudah siap, sudah mandi, pakai seragam sekolah sesuai jadwal. Mereka juga harus konsen mendengarkan dan mengikuti pelajaran seperti ketika sekolah biasa,” terang Yosi.

Guru pun makin semakin inovatif dalam mengajar anak-anak. Ketika menulis di papan tulis, guru menghadapkan kamera HPnya ke papan tulis. Memang butuh biaya untuk membuat model pembelajaran seperti yang diterapkan oleh salah satu SMP favorit di Purworejo ini.

“Kebetulan sekolah kami ditunjuk menjadi pilot project smart class bersama SMPN 3 Purworejo, kegiatan ini juga mendukung e-learning. Dari Kemendikbud juga mendapat bantuan kinerja senilai Rp 465 juta untuk membeli tablet bagi semua siswa kelas 7,” terang Yosi.

Guru Kelas 9 sedang mengajar secara daring

Salah satu guru, Bambang Susilo yang mengampu pelajaran Bahasa Inggris mengaku tidak kesulitan dalam menerapkan pembelajaran daring. “Hanya kadang ada beberapa siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran karena problem koneksi. Biasanya mereka juga aktif menanyakan materi pelajaran yang tidak mereka ikuti,” terang Bambang. (Nurul MU)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini