Proyek Jalan Tol-Demak Ditunggu Masyarakat, Alwin Basri Beberkan Kendala Yang Ada

Ketua Komisi D DPRD Jateng Alwin Basri, MM

SEMARANG (SigiJateng) – Ketua Komisi D DPRD Jateng Alwin Basri mengatakan, pembangunan proyek tol Semarang-Demak sejauh ini memang masih mengalami kendala. Namun demikian, DPRD Jateng mendorong pembangunan jalan tol Semarang Demak akan bisa selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan.

“Jalan tol Semarang- Demak panjangnya 27 km. Terbagi menjadi 2 seksi. Seksi I berada di ruas Semarang-Sayung sepanjang 10,69 km dan seksi II sepanjang 16,31 km yang membentang dari Sayung sampai jalan arteri Demak kota. Masing-masing seksi persoalannya berbeda. Pekan kemarin, Komisi D DPRD Jateng melakukan kunjungan ke proyek jalan tol ini untuk mengetahui progesnya,” kata Alwin kepada SigiJateng di ruang kerjanya, Kamis (17/9/2020).

Menurut politisi PDI Perjuangan ini, lokasi proyek jalan tol Semarang – Demak seksi I berada di tengah laut, karenanya tidak ada lahan yang harus dibebaskan. Namun demikian, sampai sekarang belum ada pemenang lelangnya. “Ini lagi sedang proses lelang. Mudah-mudahan akhir tahun 2020 ini sudah ada pemenang lelangnya,” kata Alwin Basri.

Sedang kondisi seksi II, kata Alwin, semuanya melalui daratan dan juga harus membebaskan lahan. Sampai saat ini, lahan yang sudah bebas sekitar 30 persen. Target pembebasan lahan sampai akhir tahun 2020 ini adalah 90 persen. Memang sempat ada beberapa titik lahan yang proses pemebasannya agak sulit, namun setelah ada pendekatan persuasive serta dukungan dari Kementerian Keuangan, sudah teratasi.

“Sisa lahan 10 persen yang tidak bisa selesai akhir tahun 2020 ini adalah lahan milik  Yayasan Sunan Kalijaga. Untuk proses pembebasan lahan milik yayasan memang butuh waktu agak lama, namun akan bisa diselesaikan dan Insya Allah lancar,” terangnya.

Politisi dari Dapil 4 Jateng ini (Pati-Rembang) ini mengatakan, proyek tol Semarang seksi II dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan  (PP) Semarang Demak. Saat ini, progres pembangunan kontruksinya sudah mencapai 10 persen.  Durasi proyek ini akan selesai dalam kurun waktu 30 bulan, yakni hingga Juni 2022. Dan pihak PT PP Semarang Demak menyatakan akan bisa menyelesaikan proyek ini tepat waktu.

“Mereka optimis akan rampang awal tahun 2022. Apalagi, khusus progres kontruksi bulan ini malah melebihi target, dari 10 persen malah terealisasi 15 persen,” katanya.

Disisi lain, Alwin Basri mengingatkan kontraktor agar menggunakan tanah timbunan dari tanah timbunan yang legal. Sebab kalau illegal, akan menjadi persoalan di kemudian hari. Meski diakui volume tanah timbunan yang legal saat ini sangat terbatas.

“Catatan kami, volume tanah timbunan yang legal atau berizin saat ini sangat terbatas. Bahkan kalau digunakan untuk proyek tol lainnya, seperti Solo-Jogja dan Bawen-Jogja, tidak mencukupi,” ucapnya.

Kondisi seperti ini, Alwin berharap, jika ada warga yang mengajukan permohonan penambangan (galian c) agar pemerintah tidak mempersulit izinnya. Prosesnya agar dipercepat, namun tetap sesuai dengan aturan yang ada.

“Jangan dipersulit. Dipercapat saja. Namun tetap harus sesuai koridor yang ada. Bukan asal disetujui,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santosa mengatakan, sampai bulan September prosentase pembebasan seksi satu baru sebanyak 5 dari 426 bidang atau setara 9,63%, seksi dua baru 227 dari 1314 bidang atau setara 31,87%. “Kemarin ada masalah dana, sekarang kementerian keuangan menyediakan 1,3 Triliun, jangan ditunda lagi terutama yang milik warga,”lanjutnya.

Hadi mencontohkan di Desa Sidogemah ada 513 bidang tanah 70%-nya berupa rumah warga, 84 bidang di Kadilangu berupa tanah wakaf, dan 64 bidang berupa tanah kas desa. ”  Dari total 1.605 bidang dengan luas 5.351.033 meter persegi, yang tersebar di 6 kecamatan dan 15 desa, baru 274 Bidang atau setara dengan 17,07% yang dibebaskan, memang yang terbanyak ada di sesi I yang terendam air,” kata anggota Fraksi PKS ini. (aris)

Baca Berita Lainnya:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini