PPDB SMAN /SMKN di Jateng Resmi Ditutup, Ganjar Terkejut Ditemukan 13.834 SKD

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat sidak ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng saat penutupan PPDB 2020, Kamis (25//62020). ( foto istimewa)

SEMARANG (SigiJateng) –  Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Jawa Tengah resmi ditutup pada pukul 16.00 WIB, Kamis (25/5/2020). Mengejutkan, tercatat, ada 13.834 calon siswa yang menggunakan SKD (Surat Keterangan Domisili). Dari jumlah itu, ada 1.007 calon siswa yang mencabut berkas SKD nya karena terindikasi Aspal (asli tapi palsu).

Hal itu diketahui saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali sidak ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng setelah proses PPDB  ditutup.

“Hari ini PPDB resmi ditutup. Setiap hari memang saya pantau terus karena ada beberapa problem, diantaranya SKD. Hari ini kami temukan ada 13.834 calon siswa yang mendaftar pakai SKD. 1.007 diantaranya dia beralih, itu ada indikasi kemungkinan palsu,” terang Ganjar.

Ganjar mengaku terkejut dengan banyaknya SKD. Karena itu, dia meminta seluruh petugas agar ketat dalam proses verifikasi dan validasi data. Pasalnya, dia sudah mencoba telepon dan orangnya dan mengakui bahwa itu salah.

“Saya minta seluruh SKD itu dicek kebenarannya di lapangan,” tegasnya.

Mengecek moralitas ini lanjut dia memang tidak mudah. Selama proses PPDB berlangsung, banyak orang yang mencoba menekan dirinya hingga Wakil Gubernur Jateng.

“Tekanan luar biasa, sampai pak Wagub namanya dicatut. Alhamdulillah pak Wagub langsung mengklarifikasi. Maka kami mohon maaf, kalau yang selama ini nitip, marah-marah karena kami tidak bisa membantu. Ini semata karena sistem yang memang terbuka dan publik bisa melihat pergerakannya,” tegasnya.

Setelah penutupan ini, nantinya pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan memerintahkan cabang dinas dan kepala sekolah untuk verifikasi. Ia mengingatkan seluruh Kepala Sekolah tidak main-main dalam proses itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri mengatakan, setelah penutupan maka pihaknya akan menggelar koordinasi dengan cabang dinas dan kepala sekolah. Tahapan selanjutnya adalah verifikasi fisik pada 1 hingga 8 Juli.

“Karena saat verifikasi ini siswa atau orang tua siswa harus hadir membawa bukti fisik, maka kami akan atur agar tetap menggunakan protokol kesehatan. Jaga jarak, pembagian jadwal dan berbagai kebutuhan lainnya akan kami siapkan,” kata dia.

Jumeri menegaskan, apabila pada saat verifikasi data itu ditemukan ketidakbenaran, maka calon siswa akan dicoret. Ia meminta masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan apabila terjadi kecurangan. (Aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini