PJJ Penuh Tantangan, Ini Penjelasan Ketua PSGA UIN Walisongo Semarang

Titik Rahmawati, Ketua Pusat Study Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarag. (foto mushonifin/ sigijateng)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, menyoroti sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang menurutnya memberi tantangan kepada banyak pihak, terutama untuk orang tua, siswa, dan guru.

Tantangan untuk orang tua, menurut Titik, adalah karena mereka kebanyakan adalah pekerja sehingga kesulitan membagi waktu untuk mendampingi anak belajar.

“Itukan orang tua tidak bisa mendampingi setiap saat, karena orang tua kan ada yang pekerja,” ujar Titik pada Sabtu (15/8/2020).

“Jadi masih mending yang kerja salah satu misalkan ibu bekerja ayah di rumah atau saebaliknya. Tapi kalau dua duanya bekerja dan bekerjanya itu tidak stand by di rumah, ini yang menjadi kendala adalah siapa yang kemudian mendampingi anak belajar di rumah menggunakan HP,” imbuh peneliti yang banyak mengamati peroalan perkembangan anak ini.

Menurut Titik, setiap orang tua harus memiliki tetangga, saudara, atau keluarga yang lain yang mau membantu anaknya mendampingi belajar.

“Maka salah satu jalan adalah menggunakan bantuan orang lain yang sudah dewasa. Kedua, itu pun juga harus yang melek IT. Misalkan ada kakek atau nenek yang tidak tahu cara menggunakan gadget, ini kan persoalan,” tandas ketua Fatayat NU Kabupaten Magelang ini.

Yang jelas terkait dengan belajar jarak jauh, menurut Titik, adalah pendampingan bagaimana anak menggunakan gadget.

HALAMAN SELANJUTNYA>>>

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini