Pilkada Solo; Bajo; Melawan Gibran Seperti Semut Lawan Gajah

Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo) lolos verifikasi faktual alias verfak, siap melawan Gibran-Teguh.

SOLO (SigiJateng) –  Putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang akan maju di Pilkada Solo sebagai Bakal Calon Walikota Solo berpasangan dengan Teguh Prakosa, akhirnya mendapatkan lawan. Gibran-Teguh tidak akan melawan kotak kosong di ajang Pilkaga 9 Desember mendatang.

Kepastian ini didapatkan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surakarta memutuskan bakal calon wali kota dan wakil wali kota dari jalur perseorangan, Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo) lolos verifikasi faktual alias verfak. Mereka berhak mendaftar sebagai kontestan di Pilkada 2020.

Keputusan tersebut diketahui setelah KPU menggelar Rapat Pleno Rekapitulasi Dukungan Bakal Pasangan Calon Perseorangan Dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2020 Masa Perbaikan di Hotel Swiss Bellin-Saripetojo, Jumat (21/8/2020). 

Ketua KPU Surakarta Nurul Sutarti mengatakan, hasil rapat pleno rekapitulasi dukungan perbaikan independen tingkat kota, Bajo mendapatkan 10.202 syarat dukungan dianggap memenuhi syarat (MS). Pada verfak tahap awal, pasangan Bajo sudah mengantongi 28.629 dukungan warga.

“Artinya dengan hasil ini, total Bajo mendapatkan 38.831 syarat dukungan MS. Jumlah tersebut sudah memenuhi syarat karena ketentuan minimalnya 35.870 dukungan untuk calon independen bisa mendaftar sebagai calon di KPU tanggal 4-6 September,” katanya.

Untuk data sebaran 10.202 syarat dukungan dianggap memenuhi syarat (MS) di lima kecamatan. Yakni Laweyan 877, Serengan 1.001, Pasar Kliwon 636, Jebres 5.143, dan Banjarsari 2.545 dukungan.

“Total syarat dukungan tambahan lolos administrasi untuk dilakukan verfak KPU sebanyak 16.700 syarat dukungan. Hasilnya 10.202 syarat dukungan dianggap MS,” papar Nurul.

Selanjutnya, dokumen berita acara hasil rapat pleno ini bisa dijadikan Bajo sebagai syarat pencalonan independen mendaftar sebagai calon di KPU. 

Atas keputusan ini, Bagyo Wahyono mengaku bersyukur. Lolosnya Bajo dianggap sebagai sebuah prestasi dari kerja keras masyarakat. “Ini adalah kemenangan rakyat. Karena kita ini diusung rakyat, yang menang ya rakyat,” katanya

Apalagi, lolosnya pasangan calon Bagyo Wahyono dan F.X. Supardjo (Bajo) lewat jalur independen di Pilkada Solo sempat diragukan. Stigma calon boneka pun sempat muncul. 

Soal tudingan pasangan ini sebagai calon boneka tim Bajo menanggapi santai. Mereka menegaskan jika Bajo adalah bakal calon yang masih memiliki peluang melawan hingga memenangkan pertarungan melawan Gibran-Teguh.

“Selentingan bahwa Bajo ini hanya setingan, dianggap boneka atau apapun itu sama sekali tidak benar. Karena kami persiapan lebih dari satu tahun yang lalu,” kata Penanggungjawab Tim Pemenangan Bajo, Budi Yuwono.

Diakui Budi, tudingan-tudingan bahwa Bajo hanya boneka yang digunakan untuk menghindarkan Gibran-Teguh melawan kotak kosong itu kerap muncul. “Ada tudingan bahwa kami ini boneka agar mereka dapat menghindari kotak kosong. Padahal kami yakin kita lewat jalur independen karena kita memang dari masyarakat kecil,” imbuhnya. 

Kendati demikian dia tak memungkiri bahwa prosesnya memang tidak mudah. Upaya dari pihak lain yang mencoba merintangi Bajo untuk dapat maju pilkada semakin banyak. Salah satunya datang dari sejumlah orang yang baru-baru ini menyatakan KTP mereka digunakan secara paksa sebagai syarat dukungan pasangan Bajo.

Baca Berita Lainnya:

Meski optimistis dan yakin sebagian masyarakat menginginkan perubahan, tetapi dia juga ragu karena Bajo harus menanggung tugas berat. “Dilihat dari kacamata matematika berat. Kami independen, belum pernah ikut alur politik, lawannya anak presiden. Power jelas punya, dan uang mungkin banyak. Seperti semut lawan gajah,” ujarnya. (raso/aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini