Penanganan Covid-19 Tidak Perlu Harus Marah-marah, Bisa Komunikasi Yang Baik

Aksi Ganjar Pranowo saat di kantin DPRD Jateng. ( foto twitter)

SEMARANG (SigiJateng) – Ganjar Pranowo tidak perlu marah-marah kepada pengunjung kantin DPRD Jawa Tengah yang dianggap tidak menjaga jarak ketika makan. Harusnya, Ganjar cukup mengingatkan pengunjung kantin yang hadir untuk menjaga jarak, juga kepada pengelola

“Ganjar perlu lebih komunikatif dalam hal penanganan Covid-19 di Jateng dengan seluruh kalangan masyarakat. Jateng termasuk Provinsi ke 3 (tiga) dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia dengan jumlah kasus 20.096 orang. Tidak perlu sampai marah-marah,” kata Quatly Abdulkadir Alkatiri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng.

Quatly Abdul Kadir, Wakil Ketua DPRD Jateng

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo masuk ke Kantin DPRD Jateng dan marah-marah ke sejumlah ASN dan tamu sedang makan viral di twitter.

Dalam video yang diunggah akun @gus_raharjo pada Senin (21/9) tersebut, Ganjar terlihat meminta sejumlah pengunjung kantin menjaga jarak. Dia juga mewarning pengelola kantin untuk menertibkan pembeli. Bahkan, dia mengancam pengelola kantin tak boleh buka jika tak bisa mengatur pengunjung. Video tersebut mendapat tanggapan yang ramai dari netizen.

 “Saya sangat menyesalkan tindakan Gubernur Jateng di muka publik yang marah-marah. Tanpa marah-marah, saya yakin persoalan pengunjung yang tidak jaga jarak di kantin DPRD bisa diselesaikan dengan baik,” tambah politi PKS ini.

Menurut Quatly, edukasi dan penangan covid akan lebih baik jika dilakukan dengan komunikasi yang baik. “Saya yakin masyarakat jateng sudah mengerti, tanpa perlu marah-marah. Kita Butuh pemimpin yang solutif, bukan marah-marah untuk pencitraan,” katanya.

Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto

Sementara, anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengatakan, kemarahan Gubernur Ganjar Pranowo saat menertibkan pengunjung kantin DPRD Jateng disebut berlebihan. Gubernur sebagai penanggungjawab penanganan Covid di Jateng mestinya lebih santun dan merangkul masyarakat dalam memberikan pemahaman.

 Apalagi, gubernur sudah beberapa kali terlihat marah pada warga masyarakat. Bahkan di beberapa wilayah. Terakhir di kantin DPRD tersebut.

 “Hal itu menunjukkan sosialisasi yang dilakukan oleh Gubernur dan SKPD belum berhasil. Sosialisasi harusnya benar-benar masif karena dukungan anggaran juga besar. Tidak hanya untuk kepentingan pencitraan di medsos,” kata Yudi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini, Selasa (22/9).

 Yudi Khawatir jika penanganan Covid 19 terlihat baik di media mainstream dan media sosial namun kenyataanya lonjakan kasus tetap tinggi.

Jumlah kasus Covid di Jateng per 22 September pukul 12.00, berdasarkan corona.jatengprov.go.id, terkonfirmasi dirawat sebanyak 3.037 kasus, sembuh 15.213 kasus, dan terkonfirmasi meninggal 1.846 kasus. Dengan jumlah total kasus terkonfirmasi ada 20.096 kasus. Berdasarkan data dari Kemenkes, Jumlah kasus di Jateng menempati nomor tiga nasional.

BACA BERITA LAINYA:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini