SEMARANG (SigiJateng) – Pemerintah Kota Semarang terus melakukan pelacakan penularan covid-19 dari klaster pasar Kobong. Dari hasil pelacakan itu terdapat delapan kasus reaktif dari rapid test yang dilakukan.
Walikota semarang, Hendrar Prihadi mengatakan bahwa timnya bergerak untuk melakukan tracking para pasien positif klaster pasar Kobong dan melakukan kontak dengan siapa saja.
“Jadi kita tracking itu, siapa saja pedagang yang waktu itu positif, mereka ketemu dengan siapa saja? Entah itu dengan keluarganya, yang lebih ironis ada keluarga di Pedurungan yang bapaknya pedagang di Pasar Kobong, istrinya positif, anaknya positif, beberapa tetangganya positif,” kata Hendi dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/5/2020).
Seperti yang telah diungkapkan oleh direktur RSWN Susi Herawati, Walikota yang akrab disapa Hendi ini juga menduga salah satu jalur penularannya adalah melalui uang yang digunakan sebagai transaksi secara tunai, selain melalui droplet dan kontak tangan.
“Iya bisa lewat droplet seseorang yang menderita COVID-19, atau juga lewat tangan yang tidak terjaga kebersihan, lalu menggunakan uang untuk transaksi dari situ juga bisa menyebar,” katanya.
Angka orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 di Kota Semarang dalam lima hari belakangan memang meningkat tajam. Pada 25 Mei 2020, jumlah ODP tercatat sebanyak 148 orang dan terus bertambah.
Hingga 29 Mei 2020 jumlah ODPmencapai 200 orang. Naiknya jumlah ODP di Kota Semarang tersebut dipengaruhi oleh jumlah orang positif COVID-19 yang juga melonjak beberapa hari ke belakang. Untuk itu Pemerintah Kota Semarang berupaya memaksimalkan pelacakan orang yang kontak fisik dengan penderita guna menekan penyebaran COVID-19.
Untuk itu Hendi pun mengharapkan agar masyarakat tidak menyepelekan SOP Kesehatan, karena bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga membahayakan sekelilingnya.
“COVID-19 ini bukan soal urusan diri sendiri, tetapi juga menjaga sekelilingnya, ini yang harus benar-benar dipahami agar bisa lebih peduli,” ujar Hendi.
“Jadi penting juga untuk saling mengingatkan, kalau ada yang tidak pakai masker di sekelilingnya, tolong diingatkan, untuk keselamatan diri yang mengingatkannya juga,” katanya.
- Jaga Asa 4 Besar, PSIS Bidik Kemenangan Melawan Barito Putera Malam Ini
- Pj Gubernur Jateng Berharap Pemprov dan Pemkot/Pemkab di Kembali Raih Predikat WTP
- Jateng Bersholawat di Kantor Gubernur Hadirkan Habib Bidin, Pj Gubernur Jateng: Semoga Musibah Segera Berlalu
- Sidang Sengketa Pilpres 2024, Kubu 01 dan 03 Dinilai Gagal Buktikan Kecurangan TSM
- Tiga Kader Golkar Dijagokan Maju Pilgub Jateng, Wihaji : Rakyat Sudah Paham, Kita Ikhtiar Semampunya
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semaran Abdul Hakam mengakui ODP Kota Semarang saat ini berlipat, salah satunya dari klaster Pasar Kobong.
“Dari yang kita temukan awal, dalam proses tracking yang dilakukan, 1 penderita di sana kontak erat dengan lainnya ada yang hingga 4 sampai 6 orang, bahkan 11 orang,” ungkap Hakam.
“Ini tentu mengkhawatirkan, maka pemutusan mata rantai diharapkan bisa didukung masyarakat dengan tertib menjalankan SOP Kesehatan,” pungkasnya. (Mushonifin)