Pembebasan Lahan SORR Terkendala Warga Patok Harga Tinggi

Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman. (Dok.)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Rencana pembangunan Semarang Out Ring Road (SORR) terus disuarakan berbagai pihak. Walikota Semarang juga merencanakan untuk merampungkan pembebasan lahan tahap pertama pada tahun 2021 mendatang. Untuk itu, persetujuan dewan sangat dibutuhkan agar segera ada alokasi anggaran.

Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman kemudian merespon hal itu. Dia mengatakan bahwa selama ini pembebasan lahan SORR terkendala oleh masyarakat yang mematok harga tinggi sehingga pihaknya kesulitan dalam menentukan jumlah angaran.

“Kendala itu pasti ada, yang namanya masyarakat itu kan ada yang mereka kena dampak SORR belum tentu mereka senang. Ada yang terdampak itu harga tanahnya dinaikkan dan seterusnya, padahal ini kan untuk kepentingan Kota Semarang kedepan. Itu sudah disosialisasikan,” ujar pria yang akrab disapa Pilus ini.

Pilus sendiri menyadari bahwa jika rencana pembangunan SORR terus tertunda, maka dampak yang akan ditanggung pemkot adalah semakin naiknya harga tanah. Maka dari itu, Pilus juga mengingatkan Pemkot agar menggunakan anggaran seefisien mungkin.

“Dan tahapan pertama kita sudah berdiskusi dengan Pemeritah bahwa anggarannya. Kita dukung sepanjang itu untuk mempercepat proses pembebasan lahan. Dan kita berpesan untuk digunakan secara efisien,” jelasnya.

Kendala lain yang dihadapi adalah keengganan warga terdampak untuk menggeser lahannya karena jika digeser ternyata lahan warga yang bersangkutan justru bergeser ke wilayah Kabupaten Kendal.

“Penundaan proyek ini karena ada warga yang terdampak mereka keberatan untuk lahannya digeser. Sementara di sekitar Rowosari itu jika lahannya digeser ternyata sudah masuk wilayah Kabupaten Kendal,” ungkapnya.

Pilus yang juga berasal dari daerah pemilihan Tugu, Ngaliyan, dan Mijen berusaha untuk berkomunikasi dengan warga sekitar untuk menemukan titik temu.

“Saat ini kita upayakan untuk berkomunikasi dengan warga yang terdampak di sekitar Kelurahan Rowosari Ngaliyan kembali,” ucapnya.

Ketika ditanya berapa estimasi anggaran untuk pembebasan lahan di tahap pertama, Pilus belum bisa memastikan. Namun pihaknya memperkirakan akan habis sekitar 40 hingga 60 Miliar rupiah.

Baca Berita Lainnya

“Kalau soal anggaran belum ada ketentuan pasti. Di daerah Mangkan hingga Mijen sendiri sudah ada lahan yang dibebaskan dan ada juga yang belum. Ini masih tahap pertama. Estimasi kami anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan antara 40 hingga 60 Miliar terlebih dahulu,”jelasnya.

“Ini yang akan kita selesaikan dari Wonosari, Gondoriyo, Kaliancar, Wates (Kecamatan Ngaliyan) dan Ngadirgo (Kecamatan Mijen),” pungkasnya. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini