Semarang (Sigi Jateng) – Masa pandemi seperti sekarang ini sangat rentan dengan berbagai hal. Tak terkecuali yang berbau radikalisme, apalagi dalam hal beragama. Literasi masyarakat terkait radikalisme yang tidak sebanding dengan kemajuan zaman menjadi hal yang dikhawatirkan.
Melalui peduli literasi masyarakat terhadap radikalisme, Mahasiswa KKN R-DR 75 UIN Walisongo menggelar diskusi dan sarasehan pencegahan paham radikalisme berbasis agama. Yakni dengan mengangkat tema mengenai “Bahaya Radikalisme Beragama Di Masa Pandemi Covid-19”.
Kegiatan yang dilaksanakan di Pendopo RW XII, Wonosari, Ngaliyan, Semarang tersebut dibuka secara resmi oleh Lurah Wonosari, Utomo pada Rabu (21/10). Dibantu oleh tim satgas Covid-19 Kelurahan Wonosari, kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Turut hadir dalam acara tersebut ketua RW XII Wonosari, Tri Rusdianto. Dalam Sambutannya Tri meyampaikan terimakasihnya kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang yang sudah mau mengadakan acara ini. Sebab pada dasarnya masyarakat kita masih perlu literasi terkait radikalisme apalagi di era pandemi yang rentan dengan hal tersebut,” kata dia.
Dengan sarasehan ini, sambung Tri, dirinya sangat berharap kepada masyarakat akan menjadi lebih paham mengenai radikalisme. “Saya berharap setelah acara ini masyarakat jadi lebih paham dengan apa yang dinamakan radikalisme dan tahu bagaimana cara mencegahnya,” jelasnya.
Pada diskusi dan sarasehan itu menghadirkan tiga pemateri sekaligus. Yakni Mohammad Arifin, S.Ag., M.Hum (Wakil Dekan III Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang), H. Pratomo S.H., M.H (Purnawirawan Kasat Narkoba) dan Adeni M.A. (Dosen KPI UIN Walisongo Semarang).
Dalam materinya, Arifin menerangkan bagaimana seharusnya masyarakat bertindak terhadap radikalisme sesuai dengan syariat islam. Sedangkan Adeni fokus menyampaikan materinya mengenai radikalisme agama di internet, dimana tingkat radikalismenya sangat tinggi.
“Internet adalah ladang bagi kaum radikalis untuk menyebarkan pahamnya, dan nyatanya paham tersebut disebarkan secara tersirat tak kasat mata. Oleh karena itu masyarakat harus benar-benar teliti dan paham terhadap radikalisme agar tidak terjerumus masuk kedalamnya,” tandasnya. (Dye)
Baca Berita Lainnya
- Jaga Asa 4 Besar, PSIS Bidik Kemenangan Melawan Barito Putera Malam Ini
- Pj Gubernur Jateng Berharap Pemprov dan Pemkot/Pemkab di Kembali Raih Predikat WTP
- Jateng Bersholawat di Kantor Gubernur Hadirkan Habib Bidin, Pj Gubernur Jateng: Semoga Musibah Segera Berlalu
- Sidang Sengketa Pilpres 2024, Kubu 01 dan 03 Dinilai Gagal Buktikan Kecurangan TSM
- Tiga Kader Golkar Dijagokan Maju Pilgub Jateng, Wihaji : Rakyat Sudah Paham, Kita Ikhtiar Semampunya
Catatan Redaksi: Bersama lawan virus corona. Sigijateng.id, mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, lakukan 3M (Wajib Memakai Masker, Wajib Mencuci Tangan, Wajib Menjaga Jarak, Hindari Kerumunan dan tetap menjaga Imun).