Pandemi Covid-19 Bikin Sejumlah Kompetisi Termasuk Liga 1, Begini Komentar Menpora

Menpora, Zainuddin Amali (kanan) bersama dengan Rektor UNNES, Fatkhur Rohman (kedua dari kanan), Airlangga Hartarto (ketiga dari kanan), serta Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang (paling kiri). (Foto Rifky / SigiJateng)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Terhetinya kompetisi sepakbola Liga 1 Indonesia karena pandemi membuat masyarakat pecinta sepakbola berharap ada regulasi yang memungkinkan terlaksananya kompetisi itu.

Pihak PSSI sendiri beberapa kali beraudiensi dengan Polri terkait izin kompetisi, namun dengan alasan pencegahan penularan covid-19 Polri belum memberikan izin.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali memberikan komentarnya terkait berhentinya kompetisi olahraga karena pandemi. Selain sepakbola, kompetisi lain yang terhenti antara lain Basket, Volly, Bulutangkis, dan MMA.

“Terkait dengan banyaknya kompetisi olahraga yang terhenti dan belum diberi ijin oleh pemerintah dan kepolisian untuk menjalankan kompetisinya, kita harus sadar bahwa yang harus kita utamakan adalah keselamatan dan kesehatab kita bersama,” ujar Zainuddin Amali saat menghadiri penganugerahan Doktor HC kepada Airlangga Hartarto di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Rabu (23/12/2020) kemarin.

Zainuddin sendiri mengatakan Kemenpora terus berkomunikasi dengan seluruh cabang-cabang olahraga terkait berbagai kemungkinan pelaksanaan kompetisi.

“Namun kami terus intensif berkomunikasi dengan beberapa cabang olahraga seperti PSSI di Sepakbola, PBSI di Basket, dan PB PBVSI di Voly dan lain-lain,” jelasnya.

Zainuddin memohon pengertian dari masyarakat dan cabang-cabang olahraga bahwa pemerintah lebih mengutamakan kesehatan.

“Tapi bukan berarti kompetisi olahraga tidak penting, itu penting, tapi nanti kita lihat jika tahun depan (2021) pandemi sudah mulai mereda kita akan mulai membahas kompetisi-kompetisi olahraga yang terhenti itu,” tambahnya.

Kemenpora sendiri berharap agar program vaksinasi segera dilakukan di masyarakat agar bisa mendorong keluarnya izin kompetisi bagi cabang-cabang olahraga.

“Kami juga sedang memantau program vaksinasi yang sedang dijalankan, mudah-mudahan vaksinasi ini bisa menjadi pendorong terlaksananya ijin kompetisi, terutama yang digembar-gemborkan masyarakat yaitu sepakbola,” paparnya.

“Tolong masyarakat bersabar, kami pasti umumkan kepublik kaoan waktunya,” tegasnya.

Kehadirannya di UNNES sendiri adalah untuk memberikan testimoni kepada Airlangga Hartarto yang mendapat penganugrahan Doktor HC dalam bidang manajemen olahraga.

Menurut Zainuddin, tata kelola dan manajemen olahraga yang baik merupakan kunci keberhasilan setiap cabang olahraga meraih prestasi.

“Tata kelola dan manajemen olahraga adalah kunci utama untuk meraih prestasi. Kita tidak bisa membebankan prestasi hanya kepada para atlet saja. Jadi organisasi oleharaga juga harus tertata,” jelasnya

“Nah dalam olahraga Wushu ini kami ikuti selama empat tahun terakhir statistik prestasinya naik,” imbuhnya.

Cabor wushu sendiri telah sukses menyelenggarakan virtual championship, yaitu kejuaraan virtual yang mempertandingkan atlet-atlet dari mancanegara.

“Bayangkan saja, ketika hampir seluruh olahraga terhenti karena pandemi, Wushu masih bisa mengadakan kompetisi bertajuk virtual championship. Bahkan kompetisi tersebut mampu menghadirkan peserta dari negara-negara lain,” bebernya.

“Artinya tanpa kepemimpinan yang kreatif, inovatif, dan humanis, kejuaraan tersebut tidak mungkin terjadi. Apalagi ini adalah olahraga yang tidak digemari oleh kebanyakan orang,” tambahnya.

Sementara itu, Airlangga Hartarto sendiri mengakui bahwa pihaknya memang berupaya untuk tetap melaksanakan program kerja yang telah dicanangkan walaupun memasuki masa pandemi.

“Di tengah pandemi ini kami berupaya terus menyelenggarakan pembinaan atlet dan kompetisi atlet secara virtual. Wushu adalah salah satu pioneer olahraga di Indonesia yang menyelanggarakan aktifitas kompetisi secara virtual,” paparnya.

Hal yang menjadi perhatian penting selain keikutsertaan atlet, adalah para juri yang terlibat. Dengan keberadaan juri yang kompeten, Airlangga mengatakan hal itu bisa membuat para ately dari berbagai negara mau ikut serta dalam kompetisi.

“Hasil dari pertandingan itu juga dinilai karena yang kami pusatkan adalah jurinya dan kemarin lomba juga diikuti oleh banyak sekali peserta dan terimakasih kementrian pemuda dan olahraga (Menpora) juga mendukungnya,” pungkasnya. (Rifky Akbar)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini