Omah Pang, Inisiasi Warga Nongkosawit Kembangkan Wisata Budaya

Omah Pang yang dibuat diatas ranting-ranting pohon. Rumah yang terbuay dari ranting-ranting pohon jati ini diperuntukkan sebagai tempat bermain anak-anak untuk mengenal budaya. (Dok.)

SEMARANG (SigiJateng) – Omah Pang, adalah destinasi unggulan desa wisata Nongkosawit yang diinisiasi oleh warga sekitar. Lokasinya berada di RT 2 RW 1, sebelah utara Kantor Kelurahan Nongkosawit.

Omah Pang sendiri secara harfiah berarti rumah yang terbuat dari ranting pohon. Warsono selaku Ketua Pokdarwis Kandang Gunung Kelurahan Nongkosawit, mengatakan jika Nama Omah Pang berasal dari dua kata dengan menggunakan bahasa Jawa. Omah yang berarti rumah dan pang berarti ranting pohon. Selain itu kata pang juga dijabarkan memiliki makna tersendiri.

“Huruf P merupakan panggonan atau tempat. Huruf A berarti anak-anak. Huruf N artinya ngleluri atau menjaga seni budaya tradisional Jawa. Huruf G berarti guyup rukun,” ungkapnya pada Senin (5/10/2020).

Dia menerangkan jika Omah Pang ditujukan sebagai tempat bagi anak-anak untuk melestarikan seni budaya dan berinteraksi sosial. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak terhindar dari ketergantungan terhadap gadget.

Wahyono menyebut pembuatan spot yang berupa rumah kayu dari ranting pohon jati itu terinspirasi dari bangunan lampau di zaman nenek moyang jawa yang suka berpindah tempat.

“Omah Pang ini prototipe rumah Jawa primitif. Jadi kami gambarkan sebagai rumah nenek moyang di zaman dulu yang suka berpindah,” ungkapnya.

Warsono menambahkan proses pembuatan Omah Pang sendiri sekitar empat bulan. Berlangsung dari Januari hingga April 2019. Pang atau ranting yang digunakan ialah jenis kayu jati.

Pemilihan ini karena menurut Warsono kayu jati adalah jenis kayu yang awet dan tahan lama. Selain itu, kayu jati merupakan bagian ciri khas kekayaan lokal Pulau Jawa.

Berkunjung ke Omah Pang terasa seperti kembali ke masa lampau. Bangunan di sekeliling terbuat dari kayu bersama rindang pepohonan yang menaungi.

“Bahkan alas bangunan bagian halaman rumah masih dibiarkan berselimutkan tanah liat,” tukasnya.

Di Omah Pang juga terdapat area bermain anak-anak seperti egrang, dakon, blarak sempal, dan beberapa alat permainan tradisional lain. Omah Pang kini juga terbuka bagi semua kalangan. Masuk pun tak dikenakan biaya.

“Kalau datang perorangan untuk berswafoto, Omah Pang ini masih gratis. Namun kalau pengunjung datangnya bersama atau ambil jenis paketan wisata Nongkosawit, Omah Pang masuk dalam retribusi,” tambahnya.

Baca Berita Lainnya

Di Kelurahan Nongkosawit, ada beberapa spot wisata menarik lain. Di antaranya river tubing di Kali Jedung, pemandangan Curug Mahtukung, sawah terasering, permainan tubruk ikan, dan wisata tanam padi. (Mushonifin)

Catatan Redaksi: Bersama lawan virus corona. Sigijateng.id, mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Masker, rajin Mencuci tangan dan selalu Menjaga jarak).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini