Ojan Si Pengusaha ‘Nona Martabak’, Baru 18 Bulan Sudah Buka Empat Cabang

Muhammad Arif Fauzan alias Ojan, pendiri dan pemilik Nona Martabak. (foto Mushonifin/ sigijateng)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Martabak adalah sebuah produk makanan atau kuliner yang sudah familiar. Bisnis kuliner inipun sudah sangat banyak, tak terkecuali di Kota Semarang. Hampir di semua tempat-tempat keramaian pasti ada penjual martabak mulai dari kelas kaki lima hingga restoran.

Muhammad Arif Fauzan, pemuda asal Lebaksiu Kabupaten Tegal mencoba peruntungan membuka PKL martabak dengan nama “Nona Martabak”.

“Itu Singkatan dari ‘Nolong Nasib’ mas,” ujar pria yang akrab disapa Ojan saat menjelaskan makna brand ‘Nona’ yang dia buat, Senin (27/7/2020).

Ojan baru buka Nona Martabak pada tanggal 5 bulan Februari 2019. Dimulai dengan penjual martabak kebanyakan, yaitu pakai gerobak. “Saya pakai gerobak bekas jualan gorengan. Bentuknya nggak layak. Lalu saya make over biar pantas untuk jualan martabak,” ungkap Ojan saat ditanya bagaimana awal membuka usaha kuliner martabaknya itu.

Ojan membuka usaha ini karena memang keluarga dan saudaranya di kampung halaman sudah akrab dengan kuliner martabak. Bahkan dia menjelaskan bahwa martabak adalah makanan sehari-hari di kampungnya.

Sampai saat ini, atahu sekitar 18 bulan berjalan, Ojan sudah membuka cabang Nona Martabak di empat cabang tempat di Kota Semarang, yakni Jalan Fatmawati Tembalang, Pasar banyumanik, Pasar  Mangkang, dan Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan.

“Suka dukanya ya banyak. Sukanya kalau penjualan bagus, dukanya ya kalau jualannya sepi,” kata alumni UIN Walisongo ini.

Ojan mengakui, jualan martabak dimulai karena suka martabak. Karena, dikampung halamannya, yakni di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal,  martabak itu makanan sehari-hari.

“Orang tua dan saudara-saudara saya di kampung sudah banyak yang bikin martabak. Saya juga bisa,” beber mantan Presiden BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang ini.

Walaupun mampu membuka empat cabang hanya dalam waktu 18 bulan, Ojan mengaku pernah mengalami nasib yang kurang mengenakkan,  yakni saat dagangannya sepi pembeli.

“Pernah berjualan sehari full, hanya ada tiga pembeli. Malahan sampai ada di mana seharian gak ada yang beli sama sekali. Saya sempat berfikir untuk ganti usaha karena rasa-rasanya usaha martabak gak ada yang minat. Tapi karena bikin usaha lain juga susah dan harus keluar modal lagi ya akhirnya saya mantapkan lagi niat saya dan lebih serius lagi membranding produk-produk saya,” kisahnya.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA>>>>>

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini