Mahasiswa UIN Ajari Anak-anak Bikin Media Cocok Tanam dari Botol Bekas

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ajak Anak-Anak Manfaatkan Sampah Botol Plastik Menjadi Media Bercocok tanam di Desa Beringin Kencana Kec. Candipuro Lampung Selatan. (dok)

SEMARANG (SigiJateng) — Dimasa pandemi covid-19, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu belajar dirumah dibandingkan di sekolah karena peraturan pemerintah sebagai upaya pencegahan menyebarnya virus covid-19.

Seiring berjalannya waktu belajar di rumah atau disebut dengan daring ini, anak-anak banyak mengalami kebosanan dan jenuh karena kurangnya kreatifitas dan aktifitas mereka yang tidak biasanya dilakukan seperti halnya Ketika disekolah.

Puspa Dewi Fitriyani, salah satu Mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah Angkatan 75 UIN Walisongo ini berinisiatif untuk mengajak anak-anak yang berada di sekitar tempat pengabdian yaitu di Desa Beringin Kencana Kecamatan Candipro Kabupaten Lampung Selatan, untuk memanfaatkan sampah botol plastik sebagai media bercocok tanam, Selasa (3/11/2020). Dalam praktiknya, Puspa memadukan botol plastic dengan hydrogel atau jika kebanyakan anak-anak menyebut bola air yang pada umumnya digunakan untuk bermain saja.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kepedulian anak-anak terhadap kebersihan lingkungan dan menumbuhkan ide kreatif sejak dini sesuai dengan pola pemikiran anak- anak yang masih senang untuk belajar dan mengekaplorasi diri,” kata Puspa, Kamis (5/11/2020).

Peserta dibebaskan untuk berkreasi membuatan botol yang tadinya polos untuk diberikan pewarna cat supaya lebih menarik. “Kegiatan ini bukan sekedar untuk memanfaatkan sampah botol plastik, tapi anak-anak juga diajar bercocok tanam dengan media yang baru yang biasanya lebih banyak menggunakan tanah dan pupuk kompos,” ungkap Puspa, mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam ini.

Dari kegiatan ini Puspa berharap, anak-anak mulai senang untuk belajar bercocok tanam terutama dengan memanfaatkan sampah botol plastik ini. Karena dalam proses pembuatan yang sangat mudah dan media yang dibutuhkan juga banyak dijumpai. Seperti hidrogel ini bisa didapatkan di penjual-penjual mainan anak-anak dengan harga yang cukup terjangkau, 1 bungkusnya dihargain 1.000 rupiah.

“Anak-anak menjadi lebih peduli lingkungan dan menjaga kebersihan dari sampah-sampah plastik, memanfaatkannya menjadi sesuatu yang bernilai positif, menyukai bercocok tanam dan tentunya membangun ide kretif anak-anak untuk terus belajar dan mencintai kebersihan,” katanya.

Salah satu dari anak-anak yang mengikuti kegiatan ini, Ira mengungkapkan rasa senangnya bisa belajar menanam bunga dengan media baru dan bisa memanfaatkan botol plastik bekas, selain itu juga bisa bermain dengan teman-teman.

Baca Berita Lainnya

“Seneng banget bisa main sama temen-temen dan buat tanaman bunga pake bola air, bentuknya jadi lucu,” ujarnya. (pdf/rizal)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini