Klaster Perusahaan Covid-19 di Kota Semarang Bikin Angka Melonjak Diketahui dari Tempat Kos

ilustrasi

SEMARANG (Sigi Jateng) – Jumlah orang positif covid-19 di Kota Semarang hari ini, Kamis (9/7/2020) pukul 12.00 ada 903 orang, sementara yang sembuh mencapai 1141 orang.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, ada beberapa klaster besar yang menyumbangkan kasus Covid-19 di Kota Semarang, antara lain pasar, tenaga medis, dan pabrik atau perusahaan. Klaster perusahaan ini membuat lonjakan cukup besar di Kota Semarang.

Pekerja di dalam pabrik garmen. (Dok.)

“Ada garmen, BUMN, Migas. Lonjakan dari industri mencapai 33 persen, dari tadinya 500, 600, tiba-tiba sudah 800. Cukup tinggi, ini kami jadikan fokus,” ujar Hendi pada Kamis (9/7/2020).

Menanggapi hal tersebut, Zainuddin selaku Ketua DPC Forum Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, dan Umum (FSP KEP) KSPI Kota Semarang mengatakan sampai saat perusahaan mana yang menjadi klaster baru tersebut belum diketahui.

“Namun pada prinsipnya antara pemerintah pengusaha dan pekerja sudah berusaha maksimal melakukan pencegahan,” ujarnya saat dihubungi.

Menurut Zainuddin, antara pengusaha dan pekerja sudah saling menyadari resiko penularan covid-19 itu sehingga setiap pihak sudah mengantisipasinya dengan menjalankan protokol kesehatan.

“Dan apabila saat ini ditemukan klaster baru di perusahaan, kesadaran pengusaha dan pekerja semakin meningkat sehingga kita juga menjaga diri,” imbuhnya.

Surat isntruksi Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang yang terbit pada tanggal 6 Juli 2020. (KSPI)

Pada tanggal 6 Juli lalu, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang sudah mengeluarkan instruksi agar setiap pekerja menjalankan protokol kesehatan dan larangan lembur. Disnaker juga melarang para pekerja datang ke tempat kerja dalam kondisi demam atau flu serta melarang perjalanan dinas keluar kota yang terindikasi rawan penularan covid-19.

Selain itu disnaker menginatruksikan seluruh pekerja untuk mengikuti swab tes atau rapid tes dan mengatur waktu makan agar tidak begerombol dan berjarak 1-2 meter.

“Sudah ada instruksi walaupun sebenarnya telat, harusnya sejak awal corona instruksi seperti itu audah diterbitkan,” beber Zainuddin.

Kepala Dinas Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, untuk klaster tiga perusahaan ini pihaknya masih terus melakukan tracking hingga ke rumah ataupun rumah kos para pekerja dan lingkungan sekitarnya.

Dia menceritakan munculnya klaster perusahaan bermula dari adanya karyawan di tiga perusahaan tersebut masuk pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit.

Ternyata, mereka bekerja di pabrik. Kemudian petugas Dinkes melakukan penelusuran hingga akhirnya menemukan klaster baru di perusahaan.

“Jadi, awal-awalnya penularan dari rumah atau kos-kosan. Kemudian, dia kerja di pabrik menularkan yang lain. Ada yang sebagian PDP, cuma hampir 99 persen orang tanpa gejala (OTG),” ucapnya.

Lebih lanjut, Hakam menambahkan, mereka yang masuk dalam OTG mayoritas melakukan isolasi mandiri difasilitasi oleh perusahaan masing-masing. Sebagian ada yang melakukan isolasi di rumah dinas Wali Kota Semarang.

Adapun karyawan yang dinyatakan positif dari klaster perusahaan ini, sambung Hakam, tidak seluruhnya warga Kota Semarang.

“Di Perusahaan A sebetulnya banyak luar kota, tapi yang di perusahaan C paling banyak dari Kota Semarang,” bebernya. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini