Kisah Fotografer Rela Jual Kamera, Demi Bertahan Hidup Saat Pandemi Corona

Agustiawan Fotrografer Wedding yang terpaksa menjual kameranya.

PURWOREJO (SigiJateng) – Pelaku usaha mikro belum semua tersentuh bantuan pemerintah selama masa pandemi corona ini. Bahkan relaksasi kredit bank yang diberikan oleh Kemenkeu pun tak semua merasakan manfaatnya.

Alif Juanda (28), yang merupakan penjual pentol bakso di depan Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPur) mengaku bahwa dagangannya mengalami penurunan omset drastis hingga 50%. “Dulunya bisa 100 posrsi per hari, sekarang paling hanya 30-50 porsi. Kami juga belum pernah mendapat bantuan apa pun dari pemerintah,” jata Alif warga Kedungputri, Kelurahan Baledono ini, kepada sigijateng.id, Sabtu (18/7/2020).

Nasib lebih miris dialami oleh pelaku usaha foto pengantin, Agustiawan yang memiliki usaha Studio 17. Ia harus merelakan dua kamera yang menjadi alat untuk mencari nafkah, dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 

“Untuk menyambung hidup, saya sekarang berjualan dimsum di Alun Alun Cangkrep, depan Kantor Kecamatan Purworejo.Lumayan untuk makan sehari-hari, tapi saya punya hutang di Bank BRI yang terus dikejar-kejar oleh pihak bank,” kata Agus.

Ia juga mengaku bahwa, tidak ada stimulus atau bantuan  pemerintah yang didapatkan. Relaksasi kredit dari BRI, Agus mengaku memperoleh berupa potongan bunga selama satu tahun.

Baca Berita Lainnya:

“Relaksasi bunga hutang tidak terlalu membantu karena pendapatan sebagai fotografer tidak ada sama sekali. Harapan saya yang kehilangan pekerjaan ini, cicilan dipending dulu hingga kami bisa mendapat order lagi,” pinta Agus.

Untuk dapat tetap membayar cicilan hutangnya di bank, Agus mengaku hanya mengandalkan penjualan barang-barangnya termasuk kamera. (Nurul MU)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini