Ke Semarang, DPRD Jakarta Belajar Mengelola Banjir kepada Walikota Hendi

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi sedang mempresentasikan berbagai macam penanganan banjir yang sudah dilakukan pemkot Semarang. (foto Mushonifin/sigijateng)

SEMARANG (SigiJateng) – Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD Provinsi DKI Jakarta lakukan kunjungan kerja ke Kota Semarang untuk mempelajari pengelolaan banjir di ibu Kota Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020).

Dalam kunjungan yang dilakukan Kamis sore (27/6/2020) itu, rombongan yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani ini mengaku penasaran dengan pengelolaan banjir yang dahulu sangat menghantui Kota Semarang, namun kini sudah teratasi.

“Saya tadi ngobrol dengan Pak Wido (Assisten 2 Sekda Kota Semarang), banjir di Semarang turun, kalau di Jakarta malah naik, karena itu kami datang ke sini untuk mengetahui tips agar banjir Jakarta dapat tertangani, karena sebentar lagi September, masuk musim penghujan,” tutur Zita Anjani saat bertanya kepada Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.

Zita memang ingin berkomunikasi langsung kepada Wali Kota Semarang yang menurutnya telah terbukti sukses dalam penanganan banjir di kota yang dipimpinnya.

Dirinya menyebutkan masukan Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu akan digunakan sebagai bahan pembahasan Panitia Khusus Banjir DPRD Provinsi DKI Jakarta.

Hendi pun memberikan sejumlah ulasan cara mengatasi permasalahan banjir di Kota yang dipimpinnya. Dan karena dirinya telah menjelaskan sejumlah upaya yang dilakukan dalam kunjungan yang dilakukan Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta lalu, pada kesempatan kali ini dirinya lebih menekankan bagaimana penanganan banjir tak melulu soal uang.

Hendi mencontohkan bagaimana salah satu kasus banjir di bantaran Sungai Banger Kota Semarang dapat teratasi dengan hanya anggaran sebesar 200 juta.

“Seharusnya kami yang belajar ke Jakarta, karena Jakarta punya resources yang lebih besar untuk menangani permasalah banjir. APBD kita bahkan sangat kecil jika dibandingkan dengan Jakarta,” seloroh Hendi di depan rombongan Panitia Khusus Banjir Provinsi DKI Jakarta.

“Tapi saya rasa intinya komunikasi, karena setahu saya, seperti di Kota Semarang, sungai apa menjadi kewenangan siapa itu sudah jelas, sehingga tidak mungkin tidak jalan karena tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah,” tegasnya.

Ketika ditanya mana yang lebih dulu harus dikerjakan, antara membangun tanggul, membuat waduk, atau normalisasi sungai, Hendi menekankan bahwa hal itu perlu kejelian dalam melihat problematikan di lapangan.

“Terkait itu sebenarnya tiap wilayah punya kondisi berbeda, harus turun langsung melakukan pengamatan, lebih urgent menangani rob atau banjirnya,” cerita Wali Kota Semarang tersebut.

“Kalau rob nya yang lebih parah ya bangun tanggul dulu, kalau banjir karena hujannya yang lebih mengkhawatirkan ya normalisasi dulu,” imbuhnya.

Baca Berita Lainnya

Zita sangat terkesan dengan sambutan tuan rumah. Dia menyatakan keinginannya agar Ibu Kota Negara Indonesia itu meniru tata kelola Kota Semarang.

“Saya terkesan dengan Kota Semarang kondisinya bersih dan tidak menemukan sampah, waktu saya makan pagi – pagi melihat tim pengangkut sampah sudah bekerja. Saya tidak menemukan sampah di jalanan, semua ada ditempatnya”, pungkasya. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini