Hendi Apresiasi Kondusifitas Kota Semarang Selama Covid-19

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi. (Dok.)

SEMARANG (SigiJateng) — Wali kota Semarang Hendrar Prihadi menceritakan kondisi keamanan Kota Semarang yang kondusif selama COVID-19. Selama pandemi covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini, menurut Walikota yang akrab disapa hendi tersebut, di Kota Semarang belum terjadi protes besar terkait dengan penanganan dan distribusi bantuan serta penurunan angka kriminalitas.

“Laporan Pak Kapolrestabes kepada saya, di daerah lain selama COVID isinya demo karena sembako tidak rata atau bantuan sosial tunai tidak rata. Tapi di Kota Semarang demo tidak ada, kriminalitas pun juga menurun,” ungkap Hendi melalui pesan tertulis pada Rabu (2/9/2020).

Menurut Hendi hal ini tidak lepas dari Bansos yang terus disalurkan Pemerintah kota Semarang serta dukungan dari kelompok masyarakat yang mampu untuk turut menyalurkan bantuan bagi warga yang membutuhkan. 

“Kurangnya bantuan disengkuyung masyarakat dari kelompok yang mampu. Kekuatan ini bisa membuat warga di sekitarnya tetap adem, tetap tenang,” ungkap Hendi.

Kondisi ini berhasil terwujud karena adanya komitmen untuk bergerak bersama, di mana warga yang mampu turut mendukung pemerintah membangun jaring pengaman sosial. Bahkan tutur Hendi, presiden pun mengapresiasi usaha yang dilakukan Kota Semarang. 
“Kita itu tidak menerapkan lockdown atau PSBB, namun tetap memberikan BST atau Bantuan Sosial Tunai,” imbuhnya. 

Berkaitan dengan aktifitas rumah ibadah yang kembali ramai, Hendi mengungkapkan bahwa dirinya mendukung hal tersebut namun tetap harus menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.

Beberapa waktu lalu, Hendi mengadakan silaturrahmi bersama pengurus MUI, DMI dan BAZNAS Kota Semarang di Balaikota Semarang. Hendi mengungkapkan apresiasinya kepada pengurus MUI karena sudah mampu menyampaikan kebijakan pemerintah kepada seluruh jamaah dengan baik.
Ke depan, pihaknya akan terus berkomitmen untuk mensosialisasikan SOP kesehatan dalam kegiatan keagamaan melalui safari Jumatan dan sholat Isya. 

“Dulu kan belum sepaham nih soal memutus mata rantai sehingga ada masjid dan musholla yang tetap Jumatan, namun ada pula yang tidak menyelenggarakan Jumatan. Ada yang menahan diri di rumah,” ungkap Hendi. 

Sehingga dalam berbagai kesempatan dirinya akan terus melakukan sosialisasi tentang SOP kesehatan bersama dengan para tokoh MUI Kota Semarang.

Berita Lainnya:

Senada dengan Wali kota, Ketua MUI Kota Semarang Prof. KH Erfan Soebahar juga mengungkapkan bahwa masalah kesehatan merupakan masalah bersama yang harus dikerjakan oleh semua pihak. 

“Kita sudah sama-sama sadar bahwa masalah kesehatan ini masalah kita bersama, kita biasakan diri memakai masker, physical distancing kita biasakan juga, cuci tangan juga kita lakukan bersama,” pungkas mantan Wakil Rektor III IAIN Walisongo semarang (Sekarang UIN). (mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini