Kulon Progo (Sigi Jateng) – Pantai selatan yang berada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak luput dari terjangan gelombang tinggi.
Air laut naik ke bibir pantai hingga membuat para nelayan dan sejumlah pedagang mengevakuasi perahu dan lapak dagangannya.
“Sudah dua hari ini besar, air sampai naik ke pantai,” kata Rusijan seorang nelayan Pantai Bugel, Kulon Progo, seperti dikutip detikcom, Rabu (27/5/2020).
- Inilah 6 Enam Atlet Tenis Meja Jateng yang Dipersiapkan untuk PON XXI Aceh – Medan, Optimis Rebut 2 Emas
- Pemprov Jateng Beri Bantuan Keuangan Rp119,4 M untuk Jepara, Nana Sudjana: Gunakan dengan Optimal dan Transparan
- Gelar Silaturahmi Idul Fitri 1445 H, Dirut Semen Gresik Mengajak Perkokoh Sinergitas dan Kinerja yang Unggul
- Hadiri Peringatan Hari Jadi ke – 475 Jepara, Pj Gubernur Jateng Apresiasi Kinerja Pembangunan Pemkab Jepara
- Jelang Putusan MK Sengketa Pilpres, PDIP Jateng Ziarah ke Makam RA Kartini
Akibat gelombang besar, para nelayan tidak bisa melaut. Mereka memilih mengevakuasi perahunya menjauh dari bibir pantai. Selebihnya memperbaiki jaring yang rusak atau bekerja mengurus ladang.
“Tidak mungkin melaut, berbahaya. Sementara kita urus lahan pas panen cabai,” jelasnya.
Di Pantai Trisik, air laut naik hingga lebih 50 meter dari bibir pantai. Hempasan gelombang juga merusak jembatan bambu untuk wisatawan di selatan laguna.
“Kita terus memantau, kondisi gelombang. Lapak pedagang kena dan jembatan rusak,” kata Koordinator SAR Linmas Wilayah V Kulon Progo, Pantai Trisik, Jaka Samudra.
Salah seorang pedagang di Pantai Glagah, Kulon Progo, Fitri Mende mengaku memilih mengevakuasi gerobak dagangannya. Dia tidak ingin gerobaknya kembali tersapu gelombang seperti tahun lalu.
“Setiap tahun seperti ini, takut pasti,” tutur dia.