Kisah Dua Dokter Bersaudara di Kota Semarang Telah Meninggal Karena Covid

Ilustrasi

SEMARANG (SigiJateng) – Dua orang dokter di Kota Semarang yang masih bersaudara meninggal dunia karena covid-19. Bahkan sebelum keduanya meninggal, orang tua mereka juga meninggal karena virus yang sama.

Adapun dua dokter yang meninggal adalah dr Sang Aji Widi Aneswara dan kakaknya dr Elianna Widiastuti. Sang kakak, dr Elianna Widiastuti adalah seorang dokter di Puskesmas Halmahera, lebih dulu meninggal dunia karena covid-19, beberapa pekan lebih dahulu.

Sedangkan dr Sang Aji Widi Aneswara, meninggal dunia pada Senin (6/7) sekitar pukul 14.30. Almarhum dr Sang Aji merupakan dokter yang sebelumnya tercatat bekerja di Puskesmas Karanganyar Tugu dan juga berstatus sebagai relawan di rumah dinas walikota Semarang, untuk penanganan covid-19.

Dia sempat masuk menjalani perawatan di (RSUD) KRMT Wongsonegoro (RSWN) Semarang sejak 1 Juli lalu. Senin (6/7) pukul 14.30 meninggal dunia, jenazahnya ldimakamkan di ke Cluster Madinah Memorial Park Ungaran, untuk dimakamkan beberapa jam sesudahnya, yakni pukul 19.30.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang angkat bicara pascagugurnya sejumlah dokter akibat Covid- 19. Ketua IDI Kota Semarang, dr Elang Sumambar menyatakan, ada dua dokter yang masih bersaudara di Kota Semarang yang meninggak dunia karena corona. Yakni dr Sang Aji Widi Aneswara dan dr Elianna Widiastuti. Karenya, para dokter termasuk tenaga kesehatan lain perlu diperiksa secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka.

“Harus ada jaminan perlindungan dengan cara pemeriksaan berkala bagi tenaga kesehatan, bisa berupa rapid test atau swab test. Rentang waktunya tergantung situasi dan kondisi di lapangan,” kata Elang.

Menurutnya, sekalipun dokter, mereka tidak mengetahui sumber dari penularan virus. Tidak hanya rentan tertular dari pasien, tetapi juga dari rekan sejawatnya. “Sekarang ini kami tidak tahu dari mana asal tertularnya. Pasien yang datang ke layanan kesehatan juga berpotensi menularkan. Apalagi misalnya kalau pasien tidak hanya datang ke satu puskemas, tetapi juga ke klinik maupun dokter praktik,” ujar mantan dokter tim PSIS.

Untuk itu, pihaknya selalu menekankan pentingnya penerapan protokol pencegahan penularan covid. Dokter dan siapa pun jangan sampai abai dan menganggap enteng hal tersebut. “Kami selalu tekankan ikuti protokolnya. Untuk tenaga kesehatan selalu pakai alat pelindung diri yang benar, jaga jarak, sering cuci tangan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” imbuhnya.

Elang mengatakan, saat ini sedang dikaji dari mana mereka terpapar. “Tak menutup kemungkinan penularan terjadi dari sesama tenaga medis lainnya.

Maka dari itu, mari semua waspada dan semua pihak sadar akan penerapan protokol Kesehatan,” kata Elang.

Sementara, berdasarkan keterangan kakak almarhum dr Sang Aji Widi Aneswara, Melani, adiknya itu merupakan orang ketiga di keluarganya yang dinyatakan meninggal karena Covid-19. Dua pekan sebelumnya, yakni ayahnya yaitu Soewardi dan kakanya dr Elianna Widiastuti, yang juga seorang dokter lebih dulu meninggal dunia.

”Mereka meninggal beberapa pekan sebelum adik saya. Ketiga-tiganya meninggal karena Covid-19. Hingga saat ini, kami sekeluarga harus menjalani karantina di rumah,” ungkap anak kedua dari tiga bersaudara itu. (Aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini