Begini Kisah Sekretaris MUI Jateng yang Sempat Positif Covid-19 dan Jalani Isolasi

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Drs KH Muhyiddin, MAg.

SEMARANG (SigiJateng) –Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Drs KH Muhyiddin, MAg, ternyata juga pernah positif Covid-19 dan menjalani isolasi.

Alhamdulillah, Sekreteris Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang ini kini sudah sembuh dan sudah beraktivitas seperti sedia kala. Termasuk mengikuti proses penyembelihan hewan kurban di MAJT Semarang, Sabtu (1/8/2020).

“Saya juga kaget. Saya merasa sehat. Tidak merasa sakit apa-apa. Begitu tes dan dinyatakan positif (Covid-19). Bismilllahirrohmanirrohim, saya langsung menjalani karantina,” ujar Kiai Muhyiddin saat ditemui di kantornya, Senin (3/8/2020).

Selama di karantina, rasa cemas selalu menghampiri. Apalagi, berita yang bermunculan bahwa Covid-19 telah menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

“Memang Virus Corona ini tidak pandang bulu. Dari berita semua orang bisa kena dari yang miskin, yang kaya, orang besar dan kecil, serta dokter pun bisa kena. Ini yang membuat saya semakin cemas,” tuturnya.

Tidak banyak yang dilakukan, namun ia terus berupaya demi kesembuhan. Komunikasi dengan keluarga hanya bisa dilakukan lewat media sosial.

Ia pun mengonsumsi sari tebu produk olahan petani tebu di Kudus. Selain itu, ia diberi makanan, buah-buahan, sampai air zam-zam oleh petugas karantina.

“Kalau saya mantapnya usaha karena minum sari tebu dari Kudus. Itu karena resep dari adik saya. Selain itu air zam-zam. Tubuh saya terasa segar. Sari tebu saya minum tiga kali sehari, kalau air zam-zam dua kali,” tuturnya.

Menurutnya, ia menjalani karantina hanya selama delapan hari, setelah dilakukan tes ulang sudah dinyatakan negatif.

“Hanya delapan hari saya dikarantina. Setelah dites sudah negatif,” imbuhnya.

Ia sendiri tidak tahu persis tertular dari siapa dan dimana. Dugaannya, karena sempat menerima banyak tamu untuk audiensi di ruangannya yang relatif terbatas. Selain itu, ia suka berbelanja di minimarket.

“Saya tidak tahu tertukar dari mana. Tapi pernah ada audiensi di ruang ini yang ternyata diikuti banyak orang. Tapi saya juga suka belanja di minimarket, mungkin bisa lewat uang kembalian,” ungkapnya.

Dari pengalaman itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Saya sudah mematuhi protokol kesehatan, tapi setelah kena saya nambah ketat lagi,” kata dia.

Muhyiddin juga mengutip Al Qur’an yang menerangkan bahwa kewajiban menjaga diri dari tindakan yang membahayakan.

“Sesuai Surat Al Baqoroh ayat 195 dan dikuatkan qoidah Fiqhiyah laa dharara wala dhirara, yakni jangan berbuat yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jadi mentaati protokol kesehatan wajib terutama bagi umat Islam,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan kepada ulama untuk dapat bersinergi dengan pemerintah dan ahli kesehatan dalam menentukan hukum terkait Covid-19.

Baca Berita Lainnya:

“Saya mengajak umat Islam, tokoh, kiai hendaknua tidak berpikir sendiri seolah ijtihad, karena bukan bidangnya. Kita cukup bermadzhab kepada ilmuan bidang virus dan penyakit,” pintanya.

Dalam kesempatan itu, ia mendoakan ulama, tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat yang telah meninggal dunia karena Covid-19 dapat diterima di sisi Tuhan. “Semoga yang telah meninggal dunia, meninggal Sahid,” tandasnya. (Aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini