
SIGIJATENG.ID, Batang – Tim KKN Undip di Desa Kalisalak Kecamatan Batang Kabupaten Batang melakukan terobosan untuk mamaksimalkan potensi yang dimiliki desa tersebut. Terobosan yang dilakukan yakni melakukan inovasi tentang cara membuat pupuk dari kotoran kambing agar lebih baik dan menghasilan uang dengan cepat dan berlipat.
“Kami fokus ke program ini karena melihat Desa Kalisalak ini memiliki produksi unggulan yakni kandang dari kotoran kambing, yakni Pupuk Bokhasi Rantansari,” kata Rahma Wulan Maulida, salah satu anggota KKN desa Kalisalak, Rabu (13/2/2019).
Menurut Rahma, pupuk kandang dari kotoran kambing memang menjadi salah satu produk unggulan desa setempat. Akan tetapi proses pembuatan pupuk selama ini masih terbilang sangat sederhana, yakni kotoran kambing tidak terlebih dahulu dicacah, sehingga proses fermentasi membutuhkan waktu yang lama dan produk yang dihasilkan tidak optimal.

“Pupuk yang siap dipasarkan dikemas dalam karung yang berukuran 10 kg tanpa ada identitas produk dari Desa Kalisalak. Ini kurang menarik. Harga jual pun menurun. Sistem penjualan yang masih head to head yaitu dari orang satu ke orang lain menyebabkan pemasaran yang kurang efektif,” katanya.
Melihat kondisi ini, terang Rahma, tim KKN I Universitas Diponegoro yang terdiri atas berbagai bidang keilmuanya itu Teknik Kimia, Peternakan, Manajemen Ekonomi, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, dan Ilmu Pemerintahan berkolaborasi menciptakan inovasi pupuk sebagai produk unggulan Desa Kalisalak.
“Materi tentang proses memproduksi pupuk bokashi saya sampaikan. Kebetulan saya berasal dari bidang keilmuan teknik kimia,” jelasnya.
Untuk mendukung proses produksi diperlukan mesin pencacah kotoran kambing yang berfungsi untuk menghaluskan ukuran kotoran kambing, semakin halus ukuran bahan baku semakin cepat proses fermentasi berlangsung.
Eko Wahyu Saputro yang berasal dari bidang keilmuan teknik mesin membuat desain alat mesin pencacah yang diserahkan kepada pemerintah desa untuk menunjang proses produksi pupuk.
Mohamad Fiqri Permana yang berasal dari bidang keilmuan teknik perkapalan membuat logo identitas produk agar meningkatkan harga jual produk.
Sedangkan Ragil Fitriawan yang berasal dari bidang keilmuan manajemen ekonomi memberikan edukasi kepada pelaku usaha untuk menjaring konsumen melalui pasar online dan offline. Pupuk yang siap dipasarkan, dikemas dalam plastik yang berlogo RANTANSARI, per 2,5 kg dijual dengan harga 35.000 oleh pelaku usaha Desa Kalisalak
“Pupuk bokashi merupakan pupuk inovasi yang kaya akan nutrisi, diproduksi dengan proses yang mudah, cepat dan murah sehingga dapat meningkatkan harga jual,” terang Rahma. (*)
Berita dan foto : Tim KKN Desa Kalisalak
Editor : Aris Syaefudin