Tim Undip Ajari Petani Mengolah Limbah Pertanian Jadi Pakan Ternak

Tim Pengabdian Undip sesaat setelah melakukan Sosialisasi dan Praktik Pengolahan Limbah Pertanian kepada Warga Desa Wiyorowetan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang

SIGIJATENG.ID, Pemalang – Masyarakat Petani di Desa Wiyorowetan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dalam setahunnya menanam padi pada musim penghujan 85 Ha, musim kemarau 30 Ha,  jagung 7 Ha,  ubi kayu 8 Ha, kacang tanah 1 Ha, kacang panjang 1,5 Ha,  rumput budidaya 4,68 Ha, dan padang rumput  alami 1 Ha.

 Dari tanaman padi setiap hektar bisa dihasilkan 7 ton jerami padi,  sehingga jerami padi yang dihasilkan di Desa Wiyorowetan sebesar 805 ton per tahun yang selama ini belum dimanfaatkan, bahkan hanya dibakar dan dapat menimbulkan  polusi udara, pemanasan grobal serta dapat membunuh beberapa hewan dan mikrobia lain yang berguna.

Hal tersebut terjadi karena masyarakat dan petani belum tahu manfaat dan cara mengolah jerami padi dan limbah pertanian lainnya untuk pakan ternak. Indikasinya adalah sangat sedikit masyarakat yang beternak sapi, domba dan kambing. 

Di Desa Wiyorowetan hanya ada satu peternak sapi dengan jumlah sapi 6 ekor, dan 12 peternak domba/kambing dengan jumlah  kambing/domba 72 ekor. Berdasarkan hasil perhitungan, sebenarnya limbah jerami padi di Desa Wiyorowetan dapat digunakan untuk menghidupi 55,2 unit ternak, atau setara  55 ekor sapi atau 386 ekor domba/kambing. Potensi bahan pakan dari limbah pertanian lain ataupun rumput yang dibudidayakan antara lain rumput gajah, lamtoro, petai cina, dadap, maja, randu, dan lain-lain.

Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN  yang dibimbing oleh Ir. Sutrisno, MP., Muhyidin, S.Ag., M.Ag.,M.H. dan Naintina Lisnawati, S. K.M., M. Gizi,  berkoordinasi dengan Bapak Utoyo Utomo selaku Kepala Desa Wiyorowetan untuk mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pengawetan dan Pengolahan Limbah Pertanian dan Rumput  sebagai Bahan Pakan. Dari hasil pertemuan, Kepala Desa sangat antusias dan mendukung penuh acara tersebut.

“Iya boleh (mengadakan acara tersebut). Disini banyak limbah pertanian yang tidak dimanfaatkan lagi. Ya karena warga tidak tahu harus diolah bagaimana, akhirnya dibakar saja,” ujar Kades Wiyorowetan.

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi oleh narasumber, Ir. Sutrisno, MP, selaku dosen FPP Undip. Beliau menyampaikan kepada seluruh peserta, bahwasanya Desa Wiyorowetan memiliki potensi besar di bidang pertanian dan peternakan. Disaat musim panen padi, jerami sisa hasil panen dapat diolah dengan cara Amoniasi agar kandungan protein didalamnya meningkat. Kandungan serat kasar dan dinding sel pada jerami sangat tinggi sehingga menyebabkan daya cernanya rendah. Untuk itu, perlu difermentasi supaya daya cernanya meningkat. Proses amoniasi menggunakan urea, dimana bahan ini mudah didapat karena petani sudah biasa menggunakannya sebagai pupuk.

“Jerami kering dicacah +5 cm, lalu ditambah urea 0,6%. Jadi, 6 kg urea untuk setiap 1 ton jerami padi. Urea yang sudah dilarutkan ke air kemudian disiramkan merata kedalam tumpukan jerami yg dimasukkan dalam kantong plastik besar. Ditutup rapat selama setidaknya 10 hari. Setelah itu jerami sudah teramoniasi dan siap diberikan ke ternak.” tutur Sutrisno (18/08/2019).

Sutrisno juga menambahkan mengenai pengawetan rumput dimana digunakan sebagai cadangan pakan ketika musim kemarau dengan cara dibuat silase. Dengan menerapkan teknologi sederhana tersebut petani dan peternak bisa menghemat tenaga dan bisa merencanakan pemanfaatan tenaganya menjadi lebih baik lagi.           

(tim kkn undip)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini