SIGIJATENG.ID, Pemalang – Banyaknya nyamuk yang terdapat di Desa Bojongnangka Kecamatan Pemalang cukup membuat warga khawatir akan bahaya nyamuk DBD terutama pada iklim cuaca hujan.
Seperti yang diketahui nyamuk merupakan pembunuh ganas yang menyebabkan penyakit seperti malaria atau demam berdarah. Seperti yang tercatat oleh WHO, Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus demam berdarah tertinggi di Asia Tenggara. Oleh karena itu banyak inovasi alat pembasmi nyamuk seperti obat nyamuk bakar, semprotan dengan pemanfaatan tumbuh-tumbuhan, lotion anti nyamuk, bahkan diciptakan alat pembasmi nyamuk dengan pemanfaatan energi listrik yang disebut dengan obat nyamuk elektrik. Penggunaan obat nyamuk seperti spray maupun pembunuh nyamuk elektrik dirasa sangat efektif dan efisien bagi masyarakat karena memanfaatkan bahan-bahan sekitar dan bahan yang mudah ditemukan.
Hal tersebut membuat Dosen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Undip, Dr. Abdul Syakur, ST. MT bersama mahasiswa KKN mengajak warga masyarakat di Desa Bojongnangka, Pemalang agar menggunakan perangkap nyamuk elektronik dan spray serai hasil karya mahasiswa KKN.

Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik UNDIP , Hani membuat terobosan dengan membuat obat nyamuk elektrik dengan memanfaatkan tempat sendok bekas sebagai sangkar penyengat nyamuk dan jaring sebagai media aliran listrik yang akan menyetrum nyamuk atau serangga yang terperangkap di dalam jaring dengan memanfaatkan aliran listrik dari PLN 220V yang dirubah menjadi 1200V.
“Perangkap nyamuk elektronik ini dibuat untuk memudahkan membunuh nyamuk dengan memanfaatkan media tempat sendok bundar yang di kelilingi oleh jaring sebagai perangkap nyamuk dengan aliran listrik yang dirubah menjadi 1200V. Hal tersebut sangat efisien karena tidak membutuhkan tenaga banyak untuk membunuh nyamuk dikarenakan terdapat lampu UV (Ultra Violet) sebagai media penarik nyamuk untuk datang ke dalam perangkap nyamuk,” ungkap Hani.
Hani menjelaskan proses pembuatan alat penyetrum elektronik ini juga sangat sederhana. Bahan yang digunakan diantaranya tempat sendok bundar yang berongga supaya memudahkan nyamuk masuk, jaring lubang besar yang diletakkan di sisi luar tempat sendok dan jaring lubang kecil yang diletakkan di sisi dalam bagian dalam yang akan dialirkan listrik, PCB TR, Fuse 2A, terminal lampu, fitting lampu, lampu UV, kapasitor 0.1 MicroFarad, Diode 1N4007.
“Tahapan awal yaitu pembuatan rangkaian yang diletakkan pada bagian bawah tempat sendok, lalu kemudian akan terhubung pada kasa nyamuk lubang besar maupun kecil” ungkap Hani.
Perangkap ini dirancang untuk diletakkan ditempat tinggi jauh dari jangkauan manusia. Pada proses pembuatan spray serai sangatlah mudah dan sederhana. Satu-satunya bahan yang digunakan adalah serai yang setelah dibersihkan dan dihaluskan akan direndam satu malam. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan zat sitronela yang terkandung didalam serai.
Selain itu, Wiwik mahasiswa prodi dari mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP menciptakan spray serai yang ramah lingkungan dan tentunya tidak membutuhkan biaya dan media yang terlalu banyak.
“Spray serai adalah salah satu obat nyamuk ramah lingkungan yang bernilai ekonomis dari segi mudah dapat dicari karena tumbuhan serai sendiri tumbuh secara liar dan pembuatan spray ini sendiri sangat mudah dengan perendaman selama satu malam yang berguna untuk mengeluarkan zat sitronela yang terkandung dalam serai,” ungkap Wiwik.
Menurut Wiwik, spray serai ini dapat digunakan setelah diencerkan dan dimasukkan ke dalam botol semprot. Spray serai dapat langsung diaplikasikan pada tubuh, ruangan ataupun langsung pada sarang nyamuk.
“Melalui pelatihan yang telah diberikan kepada warga diharapkan mampu melaksanakannya di rumah masing-masing dengan mudah seperti yang di ajarkan oleh rekan mahasiswa,” ungkap Nur Alim.
Pada akhir kegiatan pelatihan, Tim Pengabdian UNDIP memberikan bantuan kepada Desa Bojongnangka berupa beberapa perangkap nyamuk, spray serai, dan lampu emergency.
Alat ini diharapkan dapat membantu warga Desa Bojongnangka untuk mengurangi penyebaran nyamuk DBD dengan bahan yang mudah didapatkan. (*)
Berita dan Foto : Tim KKN Undip Bojongnangka
Editor : Rizal
100 174