Sohibul Iman; Tidak Masalah PKS Jadi Oposisi Meski Sendirian

Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman saat memberikan keterangan wartawan di Semarang, Jumat (2/8/2019). (foto aris syaefudin/ sigijateng)  

SIGIJATENG.ID, Semarang – Partai Keadilan Sejahtera akan istiqomah di kelompok oposisi pada pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin mendatang, sama seperti pada pemerintaan Jokowi- Jusup Kalla sekarang. Hal tersebut ditegaskan Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman saat ditanya wartawan di Semarang, Jumat (2/8/2019). Menurut Sohibul oposisi dibutuhkan guna menjaga proses demokrasi di Indonesia. Hanya saja, saat ini memang belum final, karena masih menunggu Majelis Syuro.

“Insyaallah PKS menjadi oposisi saat yang lain tidak mau di oposisi. Untuk keputusan akhir dari sikap kita nanti menunggu Majelis Syuro,” katanya usai membuka Pembekalan Anggota Legislatif PKS Terpilih Periode 2019-2024 di Hotel Grasia, Kota Semarang.

Menurut Sohibul Iman, para kader PKS dari berbagai daerah di Indonesia juga menginginkan agar partainya berada di luar pemerintahan sebagai wujud sistem pengawasan dan keseimbangan.

“Dari sisi kepantasan demokrasi, kalau semua masuk di pemerintahan maka kita akan ditertawakan, ini demokrasi apa? Jadi logika paling dasar ini saya kira sangat penting dipegang,” ujarnya didampingi Ketua DPW PKS Jawa Tengah Abdul Fikri Faqih.

Sohibul mengaku tidak masalah jika harus menjadi satu-satunya partai oposisi karena hal itu merupakan masukan sekaligus keinginan dari para kader PKS. Keputusan itu juga keinginan pemilih pasangan calon presiden nomor urut 02 pada Pilpres yang lalu.

Menurut dia, para kader PKS melihat perlu ada pihak yang menjadi penyeimbang dan pengawal jalannya pemerintahan. “PKS tidak ingin mengecewakan mereka, mudah-mudahan mereka menjadi Pemilih PKS pada pemilu berikutnya,” katanya.

Ia mengungkapkan Presiden Joko Widodo sebelumnya pernah mengajak PKS untuk bergabung pada koalisi, namun ditolak dengan beberapa masukan.

“Saya beri masukan demi menjaga demokrasi, lebih baik kita menjadi oposisi dan justru titik kritisnya itu sendiriannya itu. Menurut saya heroisme itu ada kalau kita sendirian,” ujarnya.

PKS tidak mempermasalahkan jika akhirnya Partai Gerindra bergabung ke koalisi. Kendati begitu, Sohibul tetap yakin Prabowo akan tetap bersama PKS di luar koalisi.

“Yang perlu dipahami, Pak Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, red) pun belum final dan ‘feeling’ saya sebagai sahabat yang sudah lama, saya kok tetap merasa Pak Prabowo tetap bersama PKS di luar koalisi,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sohibul menyebut bahwa politik di Indonesia itu unik karena kondisi politik di tingkat nasional itu berbeda dengan yang di tingkat bawah.

Selain itu, pola koalisi partai politik Indonesia bersifat acak atau tidak mengikuti pola diatasnya. “Akibatnya, PKS bisa (berkoalisi) dengan PDIP, bisa dengan Nasdem dan ini bisa merelaksasi. Kalau di atas (pusat) begitu tegang, di bawah (provinsi/kota/kabupaten) justru rileks,” katanya. (aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini