
SIGIJATENG.ID, Semarang – Pemerintah Kota Semarang dalam tahun 2019, menargetkan sebanyak 1.162 rumah direhab dalam program RTLH.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali, menerangkan bahwa sejak tahun 2011 hingga 2019, pemerintah kota Semarang telah berhasil merehab lebih dari 5.000 rumah.
“Dari data terahir di 2011 itu ada 13ribuan. Dari 2011 hingga 2019 pemkot sudah merehab sekitar 5000 sekian rumah. masih ada sekitar 8.000an rumah yang perlu dilakukan perbaikan dan rehab”, ujarnya, usai launching program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di RT 1/11, Kelurahan Muktiharjo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Selasa (12/2/2019).
Ali menambahkan, bahwa untuk menyelesaikan rehab rumah sejumlah tersebut membutuhkan dana yang besar sedangkan dana Pemkot Semarang sendiri diakuinya terbatas.
“Masih banyak rumah yang harus direhab. Dana pemkot kan terbatas sehingga kami cari dana dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah pusat,” imbuhnya.
Dia optimis, di 2019 sebanyak 1.162 rumah selesai di rehab. Untuk rinciannya sendiri, lanjutnya, sebanyak 1.000 unit rumah akan direhab dengan Dana APBD, dan162 unit rumah dengan dana APBN bantuan pusat.
“Tahun ini ada sekitar Rp. 16 miliar dana yang digelontorkan untuk rehab 1.162 RTLH. Penyelesaiannya dibagi dua, pertama kami targetkan sebelum April 500 rumah sudah direhab. Dan sisanya setelah April”, tukasnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, Program rehab RTLH Kali ini, Pemkot Semarang menggandeng Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) untuk pengerjaannya.
Menurutnya, perlu adanya koordinasi antara dinas, tim teknis, konsultan pengawas dan masyarakat agar pengerjaannya rehab RTLH bisa berjalan lancar.
“Artinya ada beberapa program RTLH yang selalu kita evaluasi. Pertama, sasaran penerima RTLH harus tepat. Yang rumahnya cukup bagus, orangnya kategori mampu tapi dapat program ini pasti keliru. RTLH ini memang tepatnya untuk masyarakat yang rumahnya tidak sehat, tidak nyaman, kemudian dari sisi penghasilannya masuk kategori yang sulit atau rendah,” tukasnya. (dian)
100 132