Satu-satunya di Indonesia, Klinik Bumdes Sehat di Pati ini Sahamnya Dimiliki 159 Desa

Gubernur Jateng Ganjat Pranowo saat meresmikan Klinik Pratama BUMDes Sehat di Desa Tlogorejo, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Senin (4/11/2019).

SIGIJATENG.ID, Pati – Gubernur Jatang Ganjar Pranowo meresmikan Klinik Pratama Bumdes Sehat Tlogowungu Kabupaten Pati  Senin (4/10). Klinik ini tergolong istimewa tidak seperti pada umumnya. Pasalnya, klinik  merupakan bagian dari PT Maju Berdikari Sejahtera Pati, perusahaan yang dimiliki oleh 159 desa di kabupaten setempat. 

Rusgiyanto, Ketua Bumdes Bersama menjelaskan klinik tersebut sebenarnya telah menjalani masa uji coba sejak Agustus silam. Ada tiga dokter, sembilan perawat serta beberapa pegawai lain yang turut nyengkuyung keberlangsungannya. 

“Ini unit kelima dari target tuju unit yang akan kami bangun. Untuk membangun satu unit menelan anggaran sebesar Rp 200 juta,” katanyaa di depan Gubernur Ganjar Pranowo.

PT Maju Berdikari Sejahtera Pati, Perusahaan yang menaungi Klinik Pratama tersebut merupakan Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesa). Yanto mengatakan sebanyak 159 desa se kabupaten Pati memiliki saham di perusahaan itu dengan sistem share holder. 

“Bumdesa ini sudah satu tahun berdiri. Perdesa berkontribusi antara 50 sampai 100 juta rupiah. Selain PT itu ada juga jasa konstruksi bangunan, co-working space dan lainnya,” katanya. 

Gubernur Jateng mengapresiasi klinik ini  dan meyakini akan berkembang. Menurut Ganjar, karena pengelola didominasi oleh pemuda, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yakin Bumdesa tersebut memiliki napas panjang. Artinya banyak inovasi yang dilakukan, mampu menyesuaikan zaman sehingga mampu bertahan lama. Selain itu, kata Ganjar, jika dipegang pemuda Bumdesa tersebut kecil kemungkinan akan mengandalkan jalur-jalur proposal atau jalur pintas pengembangan.

“Kebanyakan, setelah bikin Bumdes adalah proposal. Maka manajerialnya harus ditiupkan. Kalau hari ini pilihannya adalah membuat klinik adalah pikiran cerdas. Ini agen kesehatan. Yang mengkampanyekan hidup sehat ke masyarakat,” katanya. 

Bahkan Ganjar yakin share holder 159 desa dalam bentuk Bumdesa tersebut merupakan satu-satunya di Jawa Tengah bahkan di Indonesia. Karena, lanjut Ganjar, ketika dana desa muncul banyak yang kebingungan. Akhirnya yang pertama mereka lakukan adalah menggarap infrastruktur, khususnya jalan. 

“Tidak pernah menyentuh infrastruktur pendidikan, infrastruktur kesehatan apalagi sosial. Ini Orang-orang kreatif didominasi yang muda-muda. Yang bisa melihat perubahan zaman. ini akan berkembang luar biasa. Kalau tidak sukses, managemennya bisa disembelih,” katanya. 

Ganjar berharap Bumdesa tersebut dijadikan inspirasi bagi desa-desa lain di Jawa Tengah. Jika tidak tahu caranya, bisa berkunjung ke Tlogowungu untuk studi banding. Ganjar juga berharap pengelola untuk menjaga integritas agar konsumen bahkan masyarakat tidak merasa dibodohi.

“Mudah-mudahan jadi contoh. Ini satu-satunya di Indonesia. Ojo larang-larang. Ojo korupsi jaga integritas. Soal BPJS belum cair, biar kami yang urus,” katanya. (Aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini