Sambut Idul Adha, Dispertan Kota Semarang Awasi Hewan Kurban dari Penyakit Antraks

Pengecekan hewan kurban dari penyakit antraks.

SIGIJATENG.ID, Semarang – Jelang peringatan hari raya Idul Adha, Pemkot Semarang, dalam hal ini Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang mulai meningkatkan kewaspadaan terkait penjual hewan korban sapi maupun kambing. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit antraks.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dispertan Kota Semarang, Yuli Tri Astuti mengatakan, terdapat beberapa daerah yang rawan penularan penyakit atraks di antaranya Gunungkidul, Kulon Progo, Wonogiri, Sragen dan Pacitan Jawa Timur.

“Khususnya dari Gunungkidul dan Kulon Progo. Karena ada temuan antraks di sana. Kemudian sapi yang dihasilkan dari Wonogiri, Sragen dan Pacitan juga patut diwaspadai. Kita tegaskan sapi yang tertular antraks dilarang masuk kemari. Takutnya nanti banyak hewan kurban yang tertular,” kata Yuli, Rabu (07/08/19).

Pihaknya saat ini telah menerjunkan 60 tim medis yang terdiri dari dokter hewan, paramedis serta para penyuluh yang terlatih untuk meningkatkan pengawasan kepada 16 kecamatan di Semarang. Hal ini untuk mengantisipasi tren kenaikan jumlah pedagang hewan kurban. 

“Sejauh ini saya melihat hewan kurban yang dijual di Semarang dipasok dari sentra penghasil sapi dan kambing di Kabupaten Grobogan, Kudus dan Pati,” katanya

Menurut Yuli, saat ini satu kecamatan ada dua puluhan pedagang hewan kurban. Selain itu, terdapat juga 400 titik penjualan hewan kurban pada lima hari jelang Idul Adha ini.

Dikatakan, pihaknya juga sudah memperketat pengawasan penjualan hewan kurban di wilayahnya. Pengawasan difokuskan pada kepemilikan dokumen Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

“Kalau ditemukan sapi kurban dari daerah rawan antraks, maka pedagang harus memulangkannya kembali,” tukasnya. (Taufiq)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini