Sadis, Mertua di Kaliwungu Kendal Dibunuh saat Tidur

Tersangka Wahono saat diamankan polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (Foto ist/sigijateng.id)

SIGIJATENG.ID, Kendal – Sungguh biadab. Seorang lelaki di Kaliwungu Kendal diduga telah membunuhnya mertuanya dengan sadis, Minggu (8/9/2019), yakni saat korban sedang tidur lelap di kamarnya.

Kepala korban dipukul dengan menggunakan sebuah balok kayu hingga meregang nyawa. Dalih tersangka melakukan itu karena emosi karena korban meminta agar tersangka menceraikan istrinya, yang tidak lain anak korban.

Tersangka bernama Wahono (30) warga Dukuh Mangir Desa Nolokerto Kaliwungu. Korbannya bernama Ponijan, orang tua istrinya, Ria Fidayani.

Tersangka datang ke kamar korban yang saat tidur sendirian melalui pintu belakang, sekitar pukul  05.00 WIB. Tersangka melakukan aksi sendirian.

Petugas mengevakuasi  jenasah korban untuk dibawa ke RS Bhyangkara guna di outopsi. (Foto ist/sigijateng.id)

Setelah kejadian, tersangka langsung kabur. Namun selang beberapa jam, tersangka berhasil diamankan petugas Polsek Kaliwungu hingga akhirnya di bawa ke Mapolres Kendal dan ditahan.

Dari informasi yang diperoleh, Minggu (8/9/2019) sekitar pukul 07.00 WIB korban ditemukan tewas dengan kepala berdarah. Kali pertama diketahui oleh  salah satu cucu korban, yakni anak tersangka, yang akan membangunkannya. 

Menemukan kakeknya tewas dengan kondisi seperti, si cucu langsung menjerit histeris. Kejadian itupun langsung diketahui warga termasuk istri korban Ria Fidayani.

Kecurigaan langsung tertuju ke tersangka. Beruntung warga dan petugas berhasil menenangkan Ria Fidayani, yang tidak terima ayahnya dibunuh. Pembunuhan terjadi diduga akibat kekesalan tersangka yang juga menantu korban dengan perkataan mertuanya.

Tersangka Wahono yang kerap memukul istrinya, diminta korban Ponijan untuk menceraikan istrinya. Meluap emosi begitu mendengar perkataan mertuanya itu, tersangka kalap hingga akhirnya nekat menghabisi nyawa korban.

Istri tersangka Ria Fidayani, mengatakan jika suaminya dalam berumah tangga sering main tangan. “Sering sekali cekcok namanya juga rumah tangga. Sepekan terakhir dia tidak pulang ke rumah dan justru memilih tinggal di rumah orangtuanya yang tak jauh dari rumah saya,” kata Ria Fidayani.

Ria mengungkapkan, jika ayahnya Ponijan memang tinggal sendiri. “Saya meminta anak saya untuk membangunkan ayah saya di dalam rumah.  Lalu bilang kalau kakek mulutnya berdarah, saya lihat kok banyak darah di balai tempat tidur (kasur),” ungkapnya.

Tak berselang, pihak polisi yang menerima laporan kejadian tersebut langsung menuju ke lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara serta memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan. Polisi juga mengamankan sebilah kayu balok yang diduga digunakan tersangka untuk memukul kepala korban hingga tewas.

Kapolsek Kaliwungu AKP Akhwan Nadhirin menyampaikan, dari kejadian ini motif sementara pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka lantaran jengkel dan emosi terhadap mertuanya meminta pelaku menceraikan istrinya. “Pelaku yang emosi dan kalap lantas masuk ke dalam rumah korban dan memukul bagian kepala hingga tewas,” terangnya.

Sementara itu, dari pengakuan tersangka dirinya emosi lantaran mertua meminta menceraikan istrinya. Melalui pintu belakang, pelaku mengambil kayu balok di samping rumah dan langsung masuk ke dalam kamar korban lalu memukul kepala mertuanya sebanyak tiga kali saat masih tertidur lelap.

“Saya benar-benar sangat emosi saat mengantar anak ke rumah mertua saya. Dia bilang secepatnya agar menceraikan istri saya. Begitu pulang ke rumah, perkataan mertua saya selalu terngiang dan membuat saya marah. Pagi itu, saya masuk ke dalam rumah mertua melalui pintu belakang lalu memukul mertua dengan kayu balok,” akunya.

Kejadian itu juga sempat membuat kaget warga kampung setempat. Kini, untuk mempertanggungjawabkan perbuatnnya tersangka berikut barang bukti sebilah kayu balok diamankan di Mapolres Kendal untuk penanganan lebih lanjut. Jenasah korban yang sudah di identifikasi tim Inafis Polres Kendal, lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang untuk diotopsi. (Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini