Ratusan Petani Geruduk Rumah Kades Rejosari, Ini penyebabnya

Ratusan warga petani Desa Rejosari Ngampel didampingi Kades setempat, mendatangi Bendungan Juwero yang pintu airnya ditutup akibatkan tanaman padi mereka terancam gagal panen, Minggu (01/9/2019).

SIGIJATENG.ID, Kendal – Gara-gara saluran irigasi di bendungan Juwero ditutup, ratusan petani Desa Rejosari Kecamatan Ngampel  Kendal geruduk rumah Kepala Desa setempat, Minggu (01/9/2019). Mereka mengajak Kades Rejosari datang ke bendungan Juwero dan meminta agar pintu air yang ditutup segera dibuka kembali.

Bagi warga petani desa setempat, selama ini saluran irigasi tersebut mengaliri ratusan hektar areal pertanian para petani yang sebentar lagi akan memasuki masa panen. Para petani was-was dan khawatir, dengan ditutupnya pintu air di bendungan Juwero tanaman padi milik petani akan terancam gagal panen.

Salah satunya Kundori (46) petani setempat mengaku merasa khawatir jika saluran irigasi dari bendungan Juwero tersebut tidak mengaliri sawahnya sebab tidak lama lagi tanaman padi akan panen. “Jika memang ada proyek penutupan bisa dilakukan siang hari dan malamnya bisa dibuka kembali agar sawah bisa teraliri,” ucapnya.

Mantri Pengairan Kecamatan Pegandon, Kholidin mengatakan jika bulan September memang waktunya pengeringan. Saat ini merupakan masa tanam ketiga yang harusnya diisi oleh palawija bukan padi. Menurutnya debit air rendah dan hal ini dimanfaatkan untuk pengeringan dan perbaikan saluran air.

“Debit air di masa tanam ke tiga ini air memang kecil dan seharunya ditanami bukan padi yang tidak memerlukan banyak air. Selain itu, ditutupnya pintu air dibendungan Juwero kebetulan ada proyek juga di Bodri kanan dan kiri,” tutur dia.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal, Sugiono, mengatakan, saat ini di Bendung Juwero akan dilakukan perbaikan dan akan dilakukan penutupan saluran irigasi. “Kami selalu berkoordinasi dengan instansi terkait mencarikan solusi agar petani tidak mengalami gagal panen,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Rejosari Komarudin Abbas mengatakan jika warga mendatangi rumahnya yakni meminta ikut mendampingi warga mendatangai Bendung Juwero agar sawahnya kembali dialiri air. “Sebenarnya warga mengajak ke bendung Juwero pada Sabtu malam, tapi saya mencegah agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan,” tukasnya.

Diungkapkan, jika tanaman padi milik petani yang ditanam memang mendekati hampir masa panen sehingga jika kekurangan air maka akar akan terputus dan padi tidak berisi sehingga akan gagal panen. Dalam kurun waktu sebulan kedepan, ada sebanyak 85 hektar padi yang siap panen. “Sebagai kepala desa, saya antar dan mendampingi warga di bendunga Juwero dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencarikan solusi terkait hal itu,” bebernya. (Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini