Peran Aptikom Berpengaruh Besar Hadapi Era Revolusi 4.0, Ini Alasannya

Ganjar Pranowo membuka Rakornas Aptikom di Patra Convention Hotel (mushonifin /sigijateng.id )

SIGIJATENG.ID, SEMARANG – Di era revolusi industri 4.0 saat ini, dunia industri tak hanya dituntut kreatif saja, tapi bagaimana bidang industri tersebut mampu berinovasi untuk memperkuat ekonomi kerakyatan. Hal itu terungkap pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Pendidikam Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) belum lama ini. 

Salah satunya Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang yang menjadi tuan rumah pada acara Rakornas tersebut. Dengan diikuti ratusan perguruan tinggi dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, Rakornas yang di helat di Patra Convention Hotel digelar mulai 24-27 Oktober 2019.

Rektor Udinus, Prof Dr Ir Edi Noersasongko, M.Kom, mengatakan dari sudut pandang Perguruan Tinggi, revolusi industri 4.0 membawa harapan dan tantangan. “Terdapat keuntungan terbesar dari industri 4.0 untuk Indonesia, yakni mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih efisien dalam platform digital,” kata dia.

Dirinya berharap bahwa Rakornas Aptikom ini akan membuahkan ide-ide cerdas untuk perkembangan perguruan tinggi berbasis komputer di Indonesia. “Udinus akan menjadi host yang kooperatif agar rakornas ini berjalan lancar dan menghasilkan ide-ide cerdas untuk perkembangan pendidikan tinggi berbasis komputer di seluruh Indonesia,” tutur Prof Edi.

Ketua Umum Aptikom, Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph. D mengatakan bahwa loncatan revolusi industri saat ini sudah memasuki babak baru, dari industri 3.0 ke 4.0. Kurikulum era industri 4.0 juga perlu di tata ulang.”Perubahan kurikulumnya antara lain, pengembangan sentra riset dan development, peningkatan kualitas perguruan tinggi, pengembangan inkubasi bisnis start-up, serta pengembangan blockchain initiatives untuk kampus digital,” terangnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berkesempatan hadir dan membuka acara mengajak peserta APTIKOM dan mahasiswa untuk menghitung jumlah petani dan tanaman nya serta hasil panennya untuk mengantisipasi impor pangan. “Saya minta tolong pada para pakar dan praktisi komputasi untuk menyelesaikan PR saya ini,” kata Ganjar.

Ganjar menyampaikan bahwa kemajuan teknologi informasi adalah lompatan peradaban yang memaksa bangsa kita harus lebih maju dari apa yang kita rencanakan. “Banyak lapangan pekerjaan yang hilang. Dunia pendidikan memiliki PR besar untuk menyesuaikan lompatan peradaban ini,” jelasnya.

Untuk menampung permasalahan yang ada di masyarakat, Ganjar ingin memiliki sistem complain handling dengan memohon para praktisi IT demi kemajuan masyarakat. “Teknologi ini sangat mempengaruhi reformasi birokrasi secara signifikan,” harapnya.

Peran Aptikom sangat dibutuhkan dalam melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia, khususnya pada bidang komputasi. Melalui kegiatan tersebut akan mendiskusikan, merumuskan, menjalankan dan mengevaluasi berbagai program dan kegiatan cerdas yang akan mengembangkan pendidikan tinggi berbasis komputer di seluruh Indonesia. (Mushonifin / Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini