Disambut Gembira, Pembangunan Fisik Fly Over di Ganefo Mranggen Dimulai Tahun 2020

Jajaran Komisi D DPRD Jateng yang dipimpin Ketua Komisi Alwin Basri saat meninjau lahan yang harus dibebaskan untuk proyek pembangunan Fly Over (Jalan Layang) Ganefo Mranggen. ( foto ist/sigijateng.id).

SIGIJATENG.ID, Semarang – Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah Dr Ir H Alwin Basri, MM, MIKom meminta  tim pembebasan lahan pembangunan jalan layang (fly over) di Ganefo Mranggen Demak bisa merampungkan pekerjaanya pada akhir tahun 2019 ini. Sebagaimana jadwal yang ada, proyek pembangunan fisik jalan layang di Ganefo Mranggen akan dimulai tahun 2020.

“Harapan kami, proses pembebasan lahan pada akhir tahun 2019 ini bisa rampung 100 persen. Pembangunan fisik akan dimulai tahun 2020, kalau pembebasan lahan tidak beres semua, maka akan bisa mengganggu pelaksanaan pembangunan fisiknya,” kata Alwin Basri kepada Sigijateng.id, Rabu (28/8/2019).

Kereta api yang melintas di perlintas Ganefo Mranggen Demak. (foto ist/sigijateng.id)

Alwin mengatakan untuk mengetahui perkembangan terkini, pada Kamis (22/8/2019) lalu pihaknya bersama jajaran anggota Komisi D DPRD Jateng melakukan kunjungan melihat lahan yang akan dibebaskan untuk pembangunan fly over itu. Dalam kunjungan itu, Komisi D didampingi staf dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya (DPUBMCK) Jateng.

“Proses rencana pembangunan jalan layang ini sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Kami dari Komisi D Provinsi Jawa Tengah tidak ingin pembangunan jalan layang Ganefo tidak berlangsung sesuai rencana,” kata politisi PDI Perjuangan.

Alwi Basri menegaskan pembangunan jalan layang di Ganefo Mrangen ini memang sangat dinanti oleh warga. Pembangunan jalan layang di Ganefo adalah langkah tepat untuk mengurai kemacetan yang selalu terjadi di lokasi tersebut. Di sekitar Pasar Ganefo itu ada persimpangan untuk rel ganda, ditambah aktivitas Pasar Ganefo turut menyumbang terjadinya kemacetan.

Petugas Kepolisian sedang mengatur lalu lintas di Ganafo Mranggen yang memang selama ini selalu macet panjang. ( foto ist/sigijateng.id)

“Sejak ada rel ganda, kuantitas kereta api yang melintas semakin banyak. Kuantitas naik turunnya palang sepur membuat kemacetan arus lalu lintas semakin panjang. Apalagi kalau pagi dan sore hari, waktunya masyarakat berangkat dan pulang kerja. Dan asal tahu, di tempat itu juga ada pasar tradisional yang beroperasi 24 jam, yang ramai pengunjungnya,”  katanya.

Dia menambahkan, selain menyebabkan kemacetan panjang, di lokasi itu juga rawan kecelakaan. Ada diantara pengguna jalan yang ternyata kurang sabar sehingga mengabaikan kesemalatan dirinya, dengan nekat menyerobot palang kereta api ketika sudah diturunkan.

“Jadi, pembangunan layang di Ganefo Mranggen Demak memang mendesak untuk dibuat. Saya ucapakan terima kasih kepada warga yang dengan ikhlas dan senang hati lahannya harus dibebaskan untuk jalan layang ini,” kata suami Wakil Walikota Semarang Mbak Ita ini.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jateng H Hadi Santosa menambahkan, dari laporan staf Teknis DPUBMCK, Herman mengatakan proses pembebasan lahan sudah dimulai dan berjalan cukup lancar. Jumlah lahan yang dibutuhkan yakni 16.979 m2 termasuk area sekitar perlintasan rel Ganefo.

“Rangkaian pembangunannya akan berlangsung dari tahun 2019, yakni  dimulai dengan DED dan pembasan lahan,” kata Hadi Santosa.

Hadi menambahkan, untuk anggaran pembangunan fisik dialokasikan sekitar Rp 124 miliar. Sedang untuk pembebasan lahan sepanjang 750 meter disiapkan Rp 85 miliar. “Lama pembanguna fisik itu dua tahun, yakni tahun 2020 dan 2021,” kata politisi PKS ini.  

Sementara, seorang warga Pulokulon Grobogan, Habibatun Naimah berharap pembangunan jalan layang di Ganefo Mragen Demak bisa berjalan lancar dan rampung sesuai waktu yang direncanakan. Karena selama ini, titik itu menjadi titik kemacetan yang paling panjang, sepanjang jalan dari Semarang sampai Purwodadi, apalagi kalau pagi dan sore hari jam berangkat dan pulang bekerja.

“Semakin hari macetnya semakin parah. Selain itu juga rawan kecelakaan. Saya sangat berterima kasih dan senang, di Ganefo akan dibangun jalan layang,” kata Habibah, alumni UPGRIS Semarang ini. (aris/ADV)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini