Dua Prinsip Warga NU Jateng Hadapi Pemilu 2019, Silahkan Simak

Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidullah Shodaqoh sedang menyampaikan pidato pembuka dalam acara Musykerwil PWNU Jawa Tengah di Kampus STAINU Kabupaten Temanggung, Sabtu (26/1/2019). (foto sigijateng.id )

SIGIJATENG.ID, Temanggung – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menegaskan bahwa organisasinya tidak akan terlibat dalam politik praktis. Politik yang dipegang NU Jawa Tengah menghadapi pemilu April 2019 nanti adalah politik kebangsaan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, H. Mohamad Muzamil di sela acara Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) PWNU Jawa Tengah di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Kabupaten Temanggung, Sabtu-Minggu (26-27/1/2019).

“Dalam menjaga situasi yang kondusif, terutama menjelang pemilu 2019, kita warga NU di Jawa Tengah ini tetap memiliki prinsip. Pertama, tetap berpegang teguh pada sembilan pedoman berpolitik bagi warga NU hasil Muktamar ke 28 di Yogyakarta tahun 1989. Kedua, sesuai jati diri NU, warga NU tetap mengikuti kepemimpinan para alim atau ulama di segala hal, kapan pun dan dimana pun,” papar H. Mohamad Muzamil.

Disisi lain,  H Mohamad Muzamil mengajak kepada semua warga NU dan masyarakat secara umum untuk melakukan kerjasama yang baik dengan pemerintah.

“Bagi NU, NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah harga mati. Kewajiban kita sekarang adalah mengupayakan agar cita-cita dan tujuan nasional dapat terlaksana dengan baik,” H Mohamad Muzamil.

Oleh karena itu, menurutnya, guna menjamin tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik, warga NU di Jawa Tengah sebaiknya menggunakan hak pilih pada pemilu 2019, alias tidak golput.

Sementara, Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH. Ubaidullah Shodaqoh menandaskan di Musykerwil tidak akan membicarakan politik praktis, karena politik NU sudah jelas, yaitu politik kebangsaan.

“Politik kita politik kebangsaan. Kalau mau bicara politik bukan di sini,” tegas KH. Ubaidullah Shodaqoh.

Dalam acara yang mengambil tema “Meneguhkan Kemandirian Jam’iyyah dan Jama’ah Menuju Se-Abad NU” itu Kiai Ubaidullah menegaskan bahwa forum yang dihadiri Pengurus Cabang NU se Jawa Tengah hanya membahas persoalan-persoalan organisasinya untuk menyambut satu abad berdirinya NU.

Bagi Kiai Ubaidullah, dalam menyongsong satu abad NU, organisasi dan warga NU di Jawa Tengah harus bisa mandiri, baik mandiri dalam bidang teologi atau akidah, ekonomi, politik, pendidikan maupun yang lainnya. Kendati demikian, kemandirian yang akan diwujudkannya tetap membuka kerjasama dengan berbagai instansi lain.

“Kita mencanangkan untuk membiayai diri kita sendiri dengan membuka i’anah-i’anah (bantuan dan pemberian, red) dengan tidak menutup kemungkinan kerjasama dengan pemerintah dan yang lainnya. Program-program pemerintah yang tidak bisa dilakukannya dengan sendirian bisa meminta bantuan kepada NU,” tutur KH. Ubaidullah Shodaqoh. (Wahyu/Aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini