
SIGIJATENG.ID, Kendal – Rendahnya minat baca, Perpustakaan Nasional kampanyekan budaya gemar membaca diseluruh nusantara. Tak terkecuali, kegiatan juga digelar di Pendopo Pemkab Kendal, Selasa (26/3/2019).
Gerakan dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat melalui Safari Gerakan Nasional Budaya Gemar Membaca di Kendal tersebut mengundang siswa, para pengelola PAUD, guru SD, SMP dan SMA serta para pustakawan.
Bupati Kendal dr. Mirna Annisa mengatakan membaca adalah budaya untuk terus belajar menyikapi kehidupan dalam membuka jendela dunia. Dengan gemar membaca masyarakat semakin cerdas.
“Saat ini budaya membaca yang merupakan kebiasaan yang baik mulai kita tinggalkan. Munculnya berbagai teknologi saat ini seakan dapat menggantikan peranan buku. Begitupula bagi anak-anak, budaya membaca saat ini sudah tergantikan dengan beredarnya banyak permainan-permainan individualis diberbagai gadget,” katanya.
Bupati Mirna mengajak seluruh masyarakat untuk membudayakan membaca dari
lingkungan terkecil di rumah masing-masing, di sekolah, perkantoran, dan
diberbagai kesempatan. “Saat ini informasi tidak saja dicari di buku namun
juga bisa dicari melalui e-book dan perpustakaan digital,” tuturnya.
Pada acara tersebut, juga dilakukan dialog tentang upaya minat baca antara para pengelola perpustakaan dengan para petugas Perpustakaan Pusat, anggota Komisi X DPR Mujib Rohmad dan Kepala Perpustakaan Jateng dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kendal Diah Aningbudiarti.
Menurut Mujib, minat baca masyarakat Indonesia masih rendah yang antara lain
disebabkan terbatasnya jumlah buku yang tersedia di perpustakaan. “Oleh
karena itu jumlah perpustakaan di berbagai daerah harus ditambah dan jumlah
bukunya juga dilengkapi sehingga bisa menumbuhkan minat masyarakat untuk datang
ke perpustakaan membaca buku,” katanya.
Ia mengatakan, penyelenggaraan Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca diharapkan
dapat memberikan motivasi bagi para pengelola perpustakaan desa, taman bacaan,
serta masyarakat dalam peran sertanya mengembangkan perpustakaan di tempatnya
masing-masing.
“Selain itu, kegiatan ini juga merupakan media yang tepat untuk
mengenalkan pengelolaan perpustakaan dari sudut pandang lain yaitu perpustakaan
yang lebih memasyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Pusat pengembangan perpustakaan dan pengkajian minat baca di perpusnas, Drs. Deni kurniadi. M. Hum menyampaikan di Kendal tahun lalu mendapat program revitalisasi perpustaakaan berupa komputer, buku, pelatihan dan sarana lainnya.
“Harapannya dengan adanya perpustakaan bisa melahirkan entrepeneur diseluruh lingkungan masyarakat. Salah satunya dengan pustakawan berkarya wujudkan perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (Dye)