SIGIJATENG.ID, Kendal – Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Desa Gentinggunung, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal bersama dengan tim dasa wisma (dawis) Dusun Brajan melakukan praktik pembuatan souvenir dari kain perca dan selai nangka. Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pertemuan mingguan tim dawis Dusun Brajan, Minggu (27/1/2019). Acara diawali dengan sambutan dan kegiatan menabung lalu dilanjutkan dengan sosialisasi dan praktik yang dipandu oleh mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP. Buah tangan yang dibuat dengan bahan dasar kain perca merupakan gantungan kunci berbentuk bunga.
Irma, salah satu mahasiswa KKN UNDIP yang mendampingi pelatihan mengatakan, tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu PKK di Desa Gentinggunung sehingga dapat membuat berbagai kerajinan tangan yang menghasilkan dan meningkatkan perekonomian keluarga.
“Para peserta pelatihan antusias berpartisipasi dalam membuat gantungan kunci ini. Terlebih lagi bahan yang digunakan murah dan mudah untuk didapatkan,” kata Irma

Salah satu peserta pelatihan, Ibu Romin menuturkan, dirinya dan ibu-ibu lainnya sangat senang dengan adanya pelatihan pembuatan kerajinan tangan ini. Karena manfaatnya sangat banyak. Jika ditekuni jika bisa mendatangkan pemasukan keluarga.
“Kami pernah dilatih merajut dan membuat bros, lalu sekarang gantungan kunci seperti ini juga merupakan hal baru bagi kami dan kami ingin belajar,” terang Ibu Romin.
Gantungan kunci yang dihasilkan dikemas dalam plastik dengan label dan dapat dijadikan sebagai souvenir acara pernikahan, khitan, ataupun oleh-oleh Desa Gentinggunung sebagai desa wisata. Desa Gentinggunung pun sudah terdaftar sebagai desa wisata dengan potensi objek wisata Curug Terong yang kini tengah dikembangkan. Selain gantungan kunci, ibu-ibu tim dawis juga diajarkan membuat selai nangka.
Disisi lain, mahasiswa Undip lainnya, Maya mengatakan, di Desa Gentinggunung juga melimpah akan buah nangka. Namun sayang, selama ini penanganannya kurang baik.
“Buah nangka yang dijual biasanya adalah nangka muda yang kemudian diolah menjadi sayur, sedangkan buah nangka matang hanya dijadikan konsumsi pribadi atau bahkan dibiarkan membusuk dan terbuang begitu saja,” kata Maya.
Atas kondisi ini, tambah Maya, mahasiswa KKN UNDIP tergerak untuk meningkatkan nilai tambah buah nangka sebagai salah satu potensi Desa Gentinggunung dengan mengolahnya menjadi selai. Bahan dan cara pembuatannya tergolong mudah dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
“Harapan kami, ibu-ibu warga Desa Gentinggunung diharapkan dapat termotivasi untuk mencoba membuatnya sendiri, bahkan juga mengembangkannya menjadi sebuah usaha UMKM,” tutur Maya. (*)
Berita dan foto : Tim KKN Desa Genting Gunung
Editor : Rizal
100 162