Kunjungi MAJT, Dubes Tiongkok Tegaskan Kasus Uighur Bukan Masalah Agama

Ketua DPP Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Prof Dr H Noor Achmad MA saat meneriam kunjungan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok Xiao Qian di MAJT didampingi mantan Gubernur Ali Mufiz dan Konjen Tiongkok Gu Jingqi. (foto www.sigijateng.id )

SIGIJATENG.ID   Semarang – Duta Besar Tiongkok Xiao Qian bersilaturahmi dengan sejumlah ulama dan tokoh perguruan tinggi di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajah Raya Semarang, Kamis (11/1/2019).

Dubes Tiongkok membawa serta sejumlah pejabat yaitu Konsulat Jenderal di Surabaya Gu Jingqi, Kepala Bagian Politik Wang Shikun, Deputi Atase Pertahanan Kolonel Zhao Yunfei, Sekretaris Kedua Zhao Qiang dan staf kedutaan Li Jibin dan Ma Xiao Xuan.

Kehadirannya diterima langsung Ketua Dewan Pelaksana Pengelola (DPP) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Prof Dr H Noor Achmad MA, mantan Gubernur Ali Mufiz dan sejumlah ulama dan sesepu, antara Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jateng Drs H Achmad, Ketua PWNU Jateng Drs H Muzammil dan Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang KH Khanief Ismail Lc.

Duta Besar Tiongkok Xiao Qian mengatakan kasus Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang yang ramai belakangan ini bukan masalah agama. Melainkan persoalan politik akibat segelintir orang dari Uighur yang menggunakan kekerasan dan terorisme untuk melepaskan diri dari pemerintah yang sah.

”Kami sudah sampaikan kepada tokoh muslim sedunia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dimana-mana kami bersahabat dengan muslim. Ini bukan masalah agama tetapi kedamaian negara yang dirusak oleh perilaku kekerasan, terorisme dan sparatisme,” kata Xia Qian.

Ketua Dewan Pelaksana Pengelola (DPP) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Prof Dr H Noor Achmad MA menjelaskan, kerja sama Tiongkok-Indonesia khususnya MAJT sudah berlangsung cukup lama terutama pendidikan. ”Angkatan pertama kami mengirimkan 10 orang yang sudah bergelar master (S2) dari Tiongkok. Gelombang dua sebanyak 7 orang. Semoga segera disusul jumlah yang lebih banyak,” katanya.

Bahkan kerja sama itu melebar ke Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) yang sudah melakukan tandatangan kerja sama (MoU) dengan Beijing Language Culture University (BLCU). Noor Achmad menilai kehadiran Dubes Tiongkok ke Semarang sangat tepat karena berkaitan dengan isu Muslim Uighur Xinjiang yang ramai diberitakan di media massa.

”Kita jadi tahu dan mendengar langsung sebenarnya apa yang terjadi di Xinjiang. Kami malah berencana akan melakukan kunjungan ke Xinjiang,” tegas Angggota DPR RI itu.

Prof Dr H Noor Achmad mengatakan, sangat memahami apa yang dilakukan Pemerintah Tiongkok dalam menangani umat Islam di Xinjiang.

”Munculnya informasi yang beragam mempengaruhi kesan yang tidak bagus dari umat Islam Indonesia terhadap Pemerintah Tiongkok harus diluruskan oleh pihak-pihak yang mempunyai otoritas dan kewenangan,” katanya.

Selanjutnya dalam rangka  untuk mempererat persahabatan antara umat Islam Indonesia-Tiongkok menurutnya perlu ditingkatkan kerja sama di berbagai bidang terutama pendidikan, kebudayaan dan ekonomi. ”Pemerintah Tiongkok juga harus berani membuka lebar-lebar informasi tentang umat Islam Tiongkok dan mempersilahkan kepada siapa saja untuk berkunjung ke daerah-daerah muslim,” katanya.

Tidak hanya para ulama yang memanfaatkan dialog dengan dubes, tetapi para rektor yang hadir juga berkesempatan menjajagi kerja sama beasiswa pendidikan di Tiongkok.

Rektor yang hadir antara lain Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Wahid Hasyim (Unwahas). Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dan Universitas Semarang (USM).

Pada kesempatan itu Duta Besar menyetujui usulan mantan Gubernur Ali Mufiz untuk mengakrabkan hubungan muslim Tiongkok dengan muslim Indonesia dilakukan tukar menukar kunjungan silaturahmi.

”Nanti para ulama dari Tiongkok akan hadir ke pesantren-pesantren dan madrasah di Indonesia, ulama dan kiai Indonesia juga mendapat kesempatan mengunjungi negeri Tiongkok,” katanya.

Asisten I Pemprov Jateng Heru Setiadi yang mewakili Gubernur Jateng mengatakan kehadirannya sebagai napak tilas yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho yang beberapa kali singggah di Kota Semarang dan meninggalkan jejak sejarah Kelenteng Sam Poo Kong.  (Aris/zal)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini