Komunitas Ecobrick SMP N 10 Pekalongan Siap Tangani Sampah Plastik

Komunitas Ecobrick SMP N 10 Pekalongan yang terdiri pada siswa-siswi ini mengolah sampah plastik diingkungan sekolah dalam upaya ikut menekan jumlah sampah plastik lalu di daur ulang kembali menjadi barang yang bermanfaat.

SIGIJATENG.ID, Pekalongan – Komunitas Ecobrick SMP N 10 Pekalongan layak diapreasiasi terutama dalam hal menangani sampah plastik. Mereka yang terdiri pada siswa-siswi ini mengolah sampah plastik dilingkungan sekolah dalam upaya ikut menekan jumlah sampah plastik lalu di daur ulang kembali menjadi barang yang bermanfaat.

Ecobrick merupakan kumpulan botol plastik yang terisi plastik secara penuh dan padat sebagai pengganti batu bata yang ramah lingkungan. Ecobrick ini dapat dikreasikan menjadi kursi, meja, bahkan pengganti batu bata sekalipun. Ecobrick ini dipercaya bahwa kekuatannya bagus dan tahan lama, karena terbuat dari bahan plastik yang sulit terurai.

Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kota Pekalongan, Ani Yuniati mengatakan ide membentuk komunitas ecobrick di lingkungan sekolahnya dipelopori oleh seorang guru prakarya di sekolah yakni Budi Purwanto, S.Pd, yang telah bersertifikat sebagai trainer of ecobrick untuk melatih para siswa dalam pengelolaan sampah-sampah yang ada di SMP Negeri 10 Kota Pekalongan.

“Untuk komunitas ecobrick di sekolah kami ini sudah kami mulai sejak 2 tahun lalu secara intensif saat kami bersiap-siap untuk menuju Sekolah Adiwiyata. Anggota yang sudah bergabung sebanyak 45 orang siswa, dan 8 guru aktif didalamnya sebagai pendamping,” terang Ani, Selasa (20/8/2019).

Diungkapkan, jika hasil ecobrick SMPN 10 Kota Pekalongan ini sudah terdaftar di Aliansi gobrick, organisasi ecobrick internasional. Cara pembuatan Ecobrick adalah dengan memotong-motong sampah plastik yang bersih dan kering kemudian dimasukan dalam wadah botol bekas air minum atau yang lainya.

“Sampah –sampah itu lalu dipadatkan menggunakan stick dari kayu atau bambu. Isinya 1/3 dari volume botol , jika botol kemasan 600 ml maka diisi minimal 200 ml sampah plastik yang telah dipotong kecil-kecil terisi sehingga lebih padat dan kuat,” ungkapnya.

Dirinya sadar betul manfaat Ecobrick bagi lingkungan sangat besar. Untuk memperluas pengetahuan masyarakat, pihaknya terbuka lebar untuk berbagi ilmu membuat lokakarya pembuatan Ecobrick ke sekolah-sekolah lain maupun masyarakat umum.

“Bahkan dari tim ecobrick SMP N 10 Kota Pekalongan ini juga mensosialisasikan ke sekolah-sekolah lain, sebab sudah bersertifikat, bagi siapapun yang membutuhkan sosialisasi pengelolaan sampah ini bisa kami bantu,” tandasnya.

Sementara itu, Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE saat kunjungan Goes to School mengapresiasi terbentuknya Komunitas Ecobrick yang diinisiasi oleh SMP Negeri 10 Kota Pekalongan. Hal ini dipandang sebagai langkah awal untuk menekan jumlah sampah plastik yang ada di Kota Pekalongan.

Menurut Saelany, pengelolaan sampah tersebut bermanfaat untuk mengedukasi masyarakat terhadap bahaya sampah plastik, terutama jika menumpuk di laut. Pihaknya berharap kegiatan seperti ini bisa terlaksana berkelanjutan dan menyebar di seluruh wilayah Kota Pekalongan. (Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini