SIGIJATENG.ID, Batang – Mahasiswa KKN Tim I Undip Tahun 2018/2019 mengajak Pemuda Desa Pesaren Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang untuk menyiapkan diri dan siap bersaing di tengah masyarakat pada “Poros Maritim Dunia 2045”.
Ajakan tersebut disampaikan dalam acara diskusi yang digelar di posko KKN setempat belum lama ini. Diskusi dihadiri sekitar 15 pemuda warga desa setempat berusai 17-24 tahun.
Timora P. Sinaga, Koordinator Desa Pesaren mahasiswa Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Undip, yang juga sebagai pemateri pada diskusi tersebut mengingatkan dan mengajak para pemuda untuk tidak berleha-leha di tengah persaingan ekonomi global dan kondisi perekonomian yang tidak menentu sekarang ini. Timora memparkan landasan Indonesia sebagai poros maritim dunia, serta beberapa aspek pendukung dan potensi tol laut dan sistem serta stakeholder yang ada di dalamnya. Dia juga memaparkan aspek-aspek penting serta apa saja kontribusi yang bisa diupayakan pemuda sekarang.
Dijelaskan oleh Timora, “Poros Maritim Dunia 2045” merupakan inisiatif yang disusun oleh Bappenas bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak 2011 untuk mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan dunia yang berbasis kemaritiman. “Insiatif ini kemudian akhirnya kembali disung oleh Presiden Joko Widodo di mana yang menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur dan segala unsur yang berkait,” kata Timora.
Di tengah sesi diskusi ada pertanyaan dari Firman Hendriyanto, pelajar SMKN 1 Warungasem. Dalam pertanyaan Firman ingin mengetahui apakah peran pemuda yang bisa dilakukan, serta diarahkan kemana?
Atas pertanyaan tersebut , Timora memaparkan bahwa ada beberapa institusi pendidikan, maupun pelatihan yang siap mengantarkan mahasiswa menuju dunia pekerjaan.
“Ada beberapa universitas serta perguruan tinggi pendikan yang membidangi maritim, serta ada sekolah pelayaran yang bisa kamu pertimbangkan sebagai setelah kamu lulus SMK,” kata Timora menjawab pertanyaan dari Firman.
Timora juga memberikan saran kepada Firman untuk mengikuti pelatihan 6 bulan untuk mengambil sertifikat berlayar jika berminat menjadi ABK (anak buah kapal).
Salah satu pemuda yang juga para pembimbing pemuda desa setempat, Agus mengaku senang dengan adanya diskusi ini. Dia merasa sangat tercerahkan dan mendapatkan wawasan baru.
“Saya ucapkan terimakasih kepada mas dan mbak KKN yang sudah mau berbagi ilmu kepada pemuda yang ada di tempat kita ini, harapannya makin menambah semangat kami ke depannya,” kata Agus.
Program diskusi tersebut merupakan salah satu program monodisiplin dari mahasiswa Tim KKN Undip. Mereka melakukan KKN di desa tersebut mulai tanggal 7 Januari 2019 hingga 9 Februari 2019, dengan jumlah anggota tim delapan orang. (rizal)