Kasus DBD di Kendal Meningkat, Ini Data Desanya

Dinas Kesehatan Kendal berupaya melakukan pengasapan / fogging di salah satu desa yang rentan terdapat wabah nyamuk aedes aegypti pembawa virus DBD, Jumat (1/2/2019).

SIGIJATENG, Kendal – Selama musim penghujan di awal tahun 2019, kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Dari data yang diperoleh, di bulan Januari 2018 lalu ada sebanyak 8 kasus DBD. Sedangkan di bulan yang sama di bulan Januari 2019 justru naik menjadi 13 kasus DBD.

“Sebanyak 13 kasus penyakit demam berdarah itu tersebar di 11 desa yang ada di 9 wilayah kecamatan Kabupaten Kendal,” kata Muntoha Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan Kendal, Jumat (1/2/2019).

Disampaikan, 11 desa itu antara lain Desa Pagersari Kecamatan Patean, Desa Kebumen Kecamatan Sukorejo, Desa karangdowo Kecamatan Weleri, Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, Desa Turunrejo dan Desa Rejosari Kecamatan Brangsong, Desa Krikil Kecamatan Pageruyung.

Selanjutnya, Desa Sumbersari Kecamatan Ngampel, Desa Johorejo Kecamatan Gemuh, Kelurahan Bandengan dan Karangsari Kecamatan Kendal Kota. Menurutnya, kasus DBD yang terbanyak berada di wilayah Kecamatan Brangsong lalu Kecamatan Sukorejo dan Kendal.

“Yang paling banyak di Kecamatan Brangsong ada sebanyak tiga kasus, lalu disusul wilayah Kecamatan Sukorejo dan Kendal masing-masing ada dua kasus DBD,” kata dia usai kegiatan fogging nyamuk di Desa Sumbersari Ngampel.

Ia menerangkan, pemicu naiknya kasus DBD di wilayah Kendal disebabkan tingginya intensitas curah hujan yang terjadi di Kendal dalam beberapa pekan terakhir ini. Genangan air hujan menjadi sarang jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD.

“Sekitar 80 persen usia remaja lebih sensitif mudah terkena DBD. Untuk mengantisipasi dan mencegah hal itu, kami gencar mengajak warga membiasakan hidup bersih. Salah satunya dengan program PSN yakni melakukan 3 M (Mengubur, Menguras, dan Menutup),” terang Muntoha.

Sementara itu, Kades Sumbersari Kecamatan Ngampel Sudjarwo mengatakan kasus DBD yang terjadi di desanya membuat masyarakat rajin bergotong royong dengan menerapkan program PSN tersebut. Tujuannya agar nyamuk aedes aegypti tidak berkembang biang di wilayahnya.

“Jika ada warga yang terkena penyakit itu, kami segera melakukan koordinasi dengan Puskesmas terdekat agar secepatnya bisa ditindak lanjuti. Salah satunya dengan pengasapan / fogging,” tandasnya. (Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini