Kasus DBD di Desa Ambowetan Tinggi, Tim KKN Undip Bentuk Jumantik

Tim KKN Undip 2019 Desa Ambowetan saat memeriksa jentik nyamuk

SIGIJATENG.ID, Pemalang  – Mahasiswa KKN Undip Tim I tahun 2019 di Desa Ambowetan, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang berhasil membentuk Jumantik atau Juru Pemantau Jentik dengan menghasilkan struktur Jumantik yang terdiri dari supervisor dan koordinator Jumantik RW 1, 2, dan 3. Pembentukan Jumantin dilakukan di balai desa setempat, Sabtu (2/2/2019)

Pembentukan Jumantik oleh tim KKN Undip ini menjadi langkah awal untuk mencegah DBD. Jumantik atau Juru Pemantau Jentik sebagai garda terdepan PSN 3M plus memberi harapan bagi kesehatan masyarakat Desa Ambowetan agar terhindar dari penyakit DBD.

Penyakit DBD banyak terjadi ketika musim hujan datang. Genangan air hujan mudah ditemui di talang-talang rumah, atap rumah, ember-ember bekas yang menyebabkan jentik nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

Mahasiswa KKN Undip sedang memberikan smabutan saat pembentukan Jumantik.

Sebagai vektor penyakit DBD, nyamuk Aedes aegypti yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue akan menularkan DBD ke tubuh manusia melalui gigitan dan air liurnya.

Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2017, sebanyak 329 kasus DBD menyerang Kabupaten Pemalang dengan 4 kasus meninggal dunia. Maraknya kasus DBD tak hanya terjadi di Kabupaten Pemalang, berbagai wilayah di Indonesia, seperti Malang, Blitar, Sumba di tahun 2019 pun mulai mewabah.

Desa Ambowetan juga memiliki riwayat kasus DBD yang cukup tinggi, dalam jangka waktu 3 bulan terakhir terdapat 10 kasus DBD. “Kasus DBD di sini lumayan banyak, dalam waktu 3 bulan sudah 10 kasus, kebanyakan menyerang balita,” kata Sugiarti, Sekretaris FKD (Forum Kesehatan Desa), Jumat (15/2/2019).

Jumantik merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat menghadapi demam berdarah dengue (DBD).

Sebelum melakukan pembentukan Jumantik, sosialisasi DBD dan PSN 3M plus diberikan di arisan-arisan PKK. Melalui koordinasi dengan pihak Puskesmas Rowosari, ketua FKD, Triyanto, dan Bidan Desa pembentukan Jumantik di Desa Ambowetan mendapatkan dukungan penuh.

Acara pembentukan Jumantik dihadiri oleh Kepala Desa Ambowetan dan perangkat desa lainnya, 15 kader kesehatan, bidan desa dan 5 perwakilan dari Puskesmas Rowosari.

Acara tersebut dibuka dengan penyuluhan DBD dan PSN 3M plus diselingi video dan pembagian buku panduan, di akhir sesi kemudian dijelaskan mengenai Jumantik, struktur beserta tugas dan tanggung jawabnya.

“Musim hujan memang rawan DBD. Maka masyarakat perlu waspada, adanya pembentukan Juru Pemantau Jentik ini bisa menjadi perhatian masyarakat untuk lebih sadar kepada pencegahan DBD. Harapannya tidak hanya berhanti dipembetukan saja, namun prateknya juga bisa dilaksanakan bersama-sama kader kesehatan,” ujar Agus Kusyanto, Kepala Desa Ambowetan.

Dengan menggunakan teknik fasilitasi kepada kader kesehatan, si Jumantik ini berhasil dibentuk dan mulai bertugas di Sabtu dan Minggu, 9 dan 10 Februari dengan mengambil 10 sampel rumah per RW. Hasil pemantauan jentik oleh Jumantik memberikan bukti bahwa masih banyak ditemukan jentik dan belum sadarnya masyarakat Desa Ambowetan untuk melaksanakan PSN 3M plus.

“Jumantik ini tak hanya sebagai wadah untuk mencegah DBD, kader jentik yang telah terbentuk mempunyai andil besar bagi kesehatan di Desa Ambowetan. Mencegah tumbuhnya jentik sama dengan mencegah kematian akibat DBD. Selanjutnya, tak hanya terbentuk sebagai struktur saja, namun langkah lainnya yaitu bisa keluarnya SK dari Kades, dan berjalan rutin setelah KKN ini berakhir,” ungkap Heni Purnamasari sebagai pengusung pembentukan Jumantik tersebut.

Berita dan foto : KKN Undip Tim I tahun 2019 Desa Ambowetan)\

Editor : Rizal

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini