Kampanye Pilkades, Antar Kader Bentrok

Suasana mencekam di Desa Celep, Kedawung saat kampanye Pilkades (foto santo/sigijateng.id)

SIGIJATENG.ID, Sragen – Kampanye Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) membuat panas di sejumlah desa. Bahkan ada yang merasa bentrok antar kader dan mendapat intimidasi. Sejumlah tim sukses melaporkan pada pihak kepolisian. Sementara itu sebagian warga merasa jelang pemilihan suasana desa menjadi lebih mencekam.

Salah satu warga Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kartini merasa diintimidasi tim sukses calon kepala desa (Cakades) lantaran beda pilihan. Oknum tersebut menggunakan penutup muka selama mengganggunya.

Kartini menyampaikan intimidasi oknum terjadi pada Kamis (19/9) sore usai kampanye cakades sekitar pukul 16.00. dia menjelaskan dari kubu kompetitor melakukan arak-arakan lewat di depan rumahnya. ”Di depan rumah saya menurut saya sudah kelewatan, jadi Tarik gas kencang-kencang. Bahkan mau masuk pintu rumah sampai tiga kali,” terang Kartini.

Dia melihat peserta konvoi yang memakai penutup muka ala ninja. Dari dua orang mengenakan penutup muka, salah satu dia mengenalinya. Dalam kondisi terpengaruh alkohol, peserta kampanye seolah-olah mengintimidasi. ”Saya tidak mendukung, tapi ini pesta demokrasi, jadi kita bebas mendukung dari 5 calon di desa Hadiluwih,” ujar dia.

Dia menyampaikan setelah kejadian kurang enak itu, pihaknya melapor ke Polsek Sumberlawang. Dari kepolisian menerima laporan dan menyampaikan agar permasalahan dapat diselesaikan di desa. ”Bagi saya yang merasa terancam, tidak bisa masalah ini hanya selesai di desa. Harus ditindaklanjuti,” tegasnya.

Terpisah, Anggota DPRD Sragen Fathurahman melapor ke polres Sragen terkait tindakan kekerasan di muka umum yang dialaminya di Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo pada Jumat (20/9) pagi. Dia menyampaikan bajunya ditarik seseorang hingga robek sepanjang 30 cm.

Kejadian itu saat dirinya tengah membantu orasi saudaranya yang juga mencalonkan kepala desa. ”Saat orasi di atas truk, baju saya ditarik dan nyaris dipukul, namun sempat dilerai,” ujarnya.

Dia dianggap melakukan orasi provokatif dan warga luar desa Duyungan. Orasinya dinilai bisa membuat rusuh suasana. ”Sebenarnya yang saya sampaikan itu normatif. Hanya menyampaikan program bupati tolak money politic. Lagian tidak ada aturannya melarang orang luar membantu saudara di pilkades, meski beda wilayah,” terangnya.

Sedangkan warga Desa Celep Kecamatan Kedawung Suyadi Kurniawan merasa tidak nyaman dengan kontestasi pilkades ini. Saat ini ada dua kontestan di Desa Celep. Akibatnya suhu politik di desa cukup panas. ”Karena pilkades ini hampir semua akses masuk desa ditutup, apa ini yang diinginkan dari pemilihan kepala desa?” keluhnya.

Terpisah, Kapolsek Sumberlawang AKP Fajar Nur Ikhsanudin menyampaikan berupaya memediasi pihak terkait masalah pilkades ini. ”Sore ini akan coba kami damaikan semuanya jadi seiya sekata. Sabar dulu,” terangnya. (santo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini