Kalah, 4 Cakades Toyogo Gugat Panitia Pilkades

Tim satgas money politik Toyogo saat konsultasi dengan pihak kepolisian. (foto santo/sigijateng.id)

SIGIJATENG.ID, Sragen-Pilkades serentak di 167 di Kabupaten Sragen masih menyisakan sejumlah masalah, khususnya para kubu yang kalah di tingkat desa. Salah satunya di Desa Toyogo, Sambungmacan, empat cakades yang kades akan gugat melapor ke Bupati Sragen untuk membatalkan hasil pilkades desa setempat. Para cakades yang kalah, diantaranya Hartanto, Nurlia Yusniar, Budi Utomo dan Nisia Tri Hartono menolak hasil pilkades Toyogo. Pasalnya, proses Pilkades Toyogo ditengarai ditemukan sejumlah pelanggaran.

Satgas anti money politik Toyogo, Tri Hartono menegaskan, para calon kades akan mengajukan gugatan untuk membatalkan hasil Pilkades Toyogo.

Lantaran sejak awal proses pilkades ditengarai sejumlah kecurangan dan terjadi pembiaran money politik. Indikasi kecurangan itu, salah satu calon dalam tes seleksi yang tidak membawa KTP tetap diluluskan. begitu juga persyaratan adminitrasi ijasah yang diragukan juga lolos.

“Belum lagi uang titipan ke masing-masing RT juga dibiarkan begitu saja dari pihak panitia pilkades. Bahkan saat pelaksanaan pencoblosan pihak pemenang membagikan uang ke warga kisaran Rp 400 ribu- Rp 500 ribu/orang juga tidak ada tindakan. Sehingga hal itu biarkan, jelas pembentukan satgas money politik sebatas formalitas belaka,” tegas Hartono.

Anggota DPRD Sragen dari Fraksi Demokrat Mualim menambahkan bahwa kinerja satgas Antimoney politic dinilai gagal. Pihaknya juga melihat mulai ada peran botoh/petaruh dalam gelaran pilkades. ”Botoh di Singensumonar cuma botoh kecil, yang besar itu bermain di daerah selatan bengawan,” tandasnya.

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen Sugiyamto mengapresiasi itikad baik bupati membentuk satgas anti money politic menjelang pilkades. Namun dalam pelaksanaanya kinerja satgas tidak optimal. ”Inisiatif bupati membentuk satgas itu bagus, tetapi tidak efektif dilapangan,” kata Sugiyamto.

Pihaknya menilai saat ini mayoritas desa yang menggelar pilkades ada kejadian money politic. Dengan demikian satgas bentukan bupati ini tidak efektif. Karena mayoritas calon melakukan money politic. ”Ini karena satgas tidak ada tajinya,” tandasnya.

Disisi lain, pelaksanaan pilkades diwarnai menang dan kalah. Ironisnya, puluhan pentahana tumbang dalam Pilkades serentak itu. Hanya 67 pentahana yang berhasil mempertahankan jabatannya dari 125 Petahana pilkades serentak di Sragen.

Para pentahana yang tumbang, diantaranya Desa Krebet kecamatan Masaran, Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan, Desa sambirembe kecamatan.

Kalijambe, Desa Katelan, Kecamatan Tangen. Desa Jenar, Mlale dan Ngepringan kecamatan Jenar. Desa Ketro, Suwatu kecamatan Tanon, Desa Pelemgadung, Kecamatan

Ngrampal. Lantas banyak tokoh muda yang berhasil memenangi Pilkades mengalahkan pentahana seperti di Desa Pilangsari, kecamatan Gesi, tangis harus dan bersorak sorai warga turun ke jalan menyambut kemenanvan, setelah tokoh muda Ahmad Munadi kalahkan pentahana Karsono.

Uniknya lagi, tiga mantan anggota dewan berhasil memenangkan Pilkades Sragen. Seperti mantan dewan dari PDIP Poniman menangi Pilkades Donoyudan Kalijambe, Mahmudi Tohpati mantan dewan ini juga menang dalam Pilkades Suwatu, Tanon. (santo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini