Jateng Bersholawat, Habib Syekh Sebut Jawa Tengah Jadi Sorotan karena Aman dan Tentram

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Habib Syekh, Kapolda Jateng Irjen Pol Ryvko Amelza Dahniel, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend Mochammad Effendi, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji, Kepala Kanwil Kemenag Farhani. ( foto humas jateng/sigijateng.id)

SIGIJATENG.ID, Semarang – Jateng Bersholawat untuk Jateng Damai, Aman dan Kondusif kali keenam Semarang bersama Habib Syekh bin Abdulqodir Assegaf, digelar di Lapangan Pancasila (Simpanglima) Minggu (16/6/2019) malam.

Sholawat bersama itu dihadiri ribuan ribu jemaah syecher mania (sebutan bagi pecinta Habib Syekh) dari berbagai kabupaten dan kota di Jateng.

Kegiatan yang digelar Pemprov Jateng bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Agung Semarang dan Masjid Baiturrahman itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berpesan, karena masih dalam suasana Idul Fitri, jika dalam Pilpres lalu beda pilihan, para jemaah diminta untuk saling bersalaman dan bermaaf-maafan.

“Tunjukkan jari kalian untuk persatuan Indonesia. Sekarang saatnya bersatu, ikut sejukkan Indonesia dari Jateng. Ciptakan cerita yang baik dan positif. Nek karo kancane sing alus. Sing wingi ketaton, njaluk ngapura. Peyekke sing iseh, dikirim tanggane, syukur ana iwakke. Saatnya bekerja untuk persatukan Indonesia,” katanya.

Hadir dan duduk di atas panggung antara lain, Kapolda Jateng Irjen Pol Ryvko Amelza Dahniel, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend Mochammad Effendi, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji, Kepala Kanwil Kemenag Farhani.

Kemudian, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Mohammad Muzamil, Ketua PW Muhammadiyah Jateng Tafsir, serta belasan kyai dari Kota Semarang seperti KH Azim Wasiq, KH Hadlor Ihsan, KH Khammad Maksum, KH Muh Adnan, KH Noor Ahmad, KH Multazam, KH Prof Ahmad Rofiq, KH Anashom, dan KH Hanief Muslih.

Menurut Ganjar, masih banyak PR yang harus dilakukan. Seperti masalah sampah, maupun kemiskinan yang harus dituntaskan. Para jemaah juga harus siap menghadapi dunia yang hari ini bergolak. Dia menunjuk contoh pertempuran informasi antara Iphone dan Huawei, di mana pertempuran itu bukan soal masalah ponsel, tetapi perkembangan teknologi yang super cepat.

“Kalau tantangan kita menghadapi teknologi tidak diikuti, tetapi masih upyek karo tanggane, ya kita akan tertinggal. Maka, saya berpesan, gunakan jarinya dengan baik. Melalui Jateng Bersholawat ini, kita serukan perdamaian dari Jawa Tengah, agar semua rukun, damai dan makmur,” tandasnya.

Sebelum melantunkan sholawat, Habib Syekh menyampaikan, Jateng menjadi sorotan karena menjadi daerah yang paling aman dan tenteram. Para syecher mania pun diajak membangun kerja sama dengan pemerintah untuk menjaga dan meningkatkannya.

“Jateng bukan milik pemerintah, tapi milik rakyat. Kita doakan dan harapkan, pemerintah bersama TNI dan Polri membawa amanah rakyat. Jangan terpengaruh berita yang bikin kesal. Jangan jadi pemuda yang gampang terprovokasi. Singkirkan suuzon. Jangan ungkit perselisihan yang menyakitkan hati. Tataplah masa depan,” tuturnya.

Habib Syekh pun memulai memimpin sholawatan. Ribuan lampu handphone pun diminta untuk dinyalakan dan lantunan sholawat menggema. Lagu berjudul “Alangkah Indahnya” disusul “Yalal Wathon,” kemudian “Ilir-ilir,” “Turi Putih,” “Mabruk Alfa Mabruk,” “Ya Hanan,” dan “Qulul Qulub.”

Bendera NU, bendera warna-warni dan spanduk bertuliskan asal para jemaah pun melambai di tengah ribuan jemaah. Seperti dari Rembang, Pekalongan, Blora, Salatiga, Magelang, Semarang, Demak, Grobogan, hingga Brebes.

Habib Syekh pun menutup kegiatan dengan mengajak jemaah untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, 17 Agustur 1945 dan Garuda Pancasila. Doa yang dipimpin KH Ahmad Daroji pun mengantarkan jemaah pulang ke kediaman masing-masing.

“Jateng saya harapkan selalu damai, sejuk. Dengan berselawat bersama, kami tidak pedulikan mereka kemarin pada Pemilu memilih apa, siapa. Dengan berselawat, selain mendamaikan dan menyejukkan, tentu mempersatukan. Dan inilah buktinya,” kata Rochani (34), syecher mania asal Kabupaten Blora, menanggapi kegiatan Jateng Bersholawat. (aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini