Istri Gus Yasin Cerita Orang Badui Kencing di Pojokan Masjid, Ini Hikmah dan Pelajarannya

Nawal Nur Arafah Yasin istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin ( foto istimewa/sigijateng.id)

SIGIJATENG.ID, Semarang – Penasihat organisasi Dharma Wanita Persatuan, Nawal Nur Arafah Yasin mengajak segenap anggota Dharma Wanita Persatuan untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga. Hal tersebut disampaikan istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin saat menghadiri Halalbihalal Keluarga Besar Dharma Wanita Persatuan, Kamis (27/6/2019) di Gedung Dharma Wanita Semarang.

“Anggota Dharma Wanita harus bisa menciptakan keharmonisan keluarga dengan menjunjung akhlakul karimah. Sebab, akhlakul karimah  menjadi benteng moral bagi anggota keluarga dalam menghadapi perkembangan zaman,” kata Nawal Nur Arafah Yasin.

Dia mengatakan, canggihnya teknologi komunikasi sekarang saat ini, menjadi media yang mudah dimanfaatkan siapa saja, baik untuk menyampaikan ide atau merespon suatu informasi. “Namun, seringkali, ide atau respon atas suatu informasi itu disampaikan dengan tidak beretika. Bahkan malah bisa bisa menjadi pemicu perpecahan dan perselisihan,” katanya.

Nawal mengajak untuk bisa mengambil suri tauladan dari Nabi Muhammad SAW. Salah satu peristiwa yang pernah terjadi dan bisa menjadi pelajaran bagi kita, yakni suatu ketia Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya sedang duduk di masjid. Mereka dikejutkan dengan orang asing berkebangsaan Badui yang buang air kecil di pojokan masjid. Sahabat-sahabat Rasul sudah siap menghardiknya karena telah mengotori kesucian masjid. Namun, Rasulullah tetap tenang dan melarang sahabat-sahabatnya memarahi orang Badui itu. Rasul justru memberi nasihat bijak kepada si Badui tentang fungsi dan etika memperlakukan masjid.

“Rasul meminta sahabatnya mengambil seember air untuk membersihkannya. ‘Berdirilah, ambilkan seember air dan guyurlah air kencing tersebut.’ Para sahabat kemudian bangkit dan melaksanakan perintah ini,” jelasnya.

Cerita tersebut menggambarkan bagaimana Rasullulah mendidik para sahabatnya, di mana Rasulullah tidak mengejek sahabatnya yang melakukan kesalahan dalam menerapkan ajaran syariat. Sehingga, menyikapi perbedaan pandangan itu sebenarnya bisa dilakukan dengan cara-cara yang halus.

“Maka seharusnya kita ambil pelajaran disini. Jangan sampai perbedaan pandangan menimbulkan kerugian. Karena itu kami imbau supaya Jateng ayem, tentrem, gayeng, mangga ibu-ibu selalu menciptakan keluarga harmonis dengan menjunjung akhlakul karimah dan budi pekerti yang baik,” pintanya. (rizal)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini