
SIGIJATENG.ID, Batang – Di Kabupaten Batang Jawa Tengah ada desa yang sebagian besar warganya menjadi pembuat kain tenun. Yaitu Desa Cepagan Kecamatan Warungasem. Lebih unik lagi karena mereka masih menenun secara tradisional, menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Proses kreatif mereka terpusat di Dusun Kebaron dan Dukuh Botokan. Bukan hanya lansia sebagaimana banyak ditemukan di daerah lain, penenun di kedua kampung tersebut justru lebih banyak melibatkan warga berusia produktif.
“Peran generasi muda dalam pelestarian ATBM sangat penting, karena sangat mempengaruhi target pasar, cara pemasaran, serta pelestarian itu sendiri,” ungkap Rozi selaku pemilik usaha tenun di desa Cepagan, saat Tim KKN Undip melakukan kunjungan di kediamannya, akhir Januari 2019 lalu.

Hasil produksinya juga lumayan banyak. Para pemilik usaha tenun, mampu memproduksi sekitar 2.000 potong per minggu, atau kain sepanjang 10 meter per hari.
Pemasarannya juga sudah merambah luar Jawa, seperti Bali dan Sulawesi. Bahkan juga tembus ke Tiongkok dan beberapa negara di Eropa. Mengenai harga jual, dipathok Rp 15 Ribu – Rp 30 Ribu.
Melihat potensi tersebut, Bupati Batang Wihaji menobatkan Desa Cepagan sebagai Kampung Tenun.
“Ini ekonomi kreatif yang luar biasa. One vilage one produk, di mana Desa Cepagan sebagai kampung tenun,” tutur Wihaji saat mengunjungi salah satu rumah produksi pembuatan kain tenun ATBM, di Cepagan.
Guna mengembalikan kejayaan Cepagan sebagai sentra tenun ATBM, sekaligus merealisasikan gagasan menjadi salah satu destinasi wisata baru, desa tersebut akan dilengkapi aneka wahana wisata.
“Berkat motivasi dan dinamisasi dari TIM KKN Undip, warga kami semakin terdorong untuk mengembangkan desa wisata. Selain atraksi seni tradisional khas Kabupaten Batang, Cepagan akan dilengkapi sepeda gantung dan gazebo. Kami juga akan membuat taman dan gardu pandang yang instagramable. Sehingga, diharapkan, pengunjungnya bukan hanya warga lokal, namun juga dari manca negara”, ungkap Kades Hery Kiswanto.
Reporter dan Fotografer: Citra Robiatul Adawiyah (tim mahasiswa KKN Undip
Editor : Aris Syaefudin
100 46