FKUB Kendal Serukan Kerukunan Jaga NKRI, Ini Penjelasannya

Doa Anak Bangsa dan Deklarasi Kebangsaan yang digelar di lapangan tenis indoor Polres Kendal, Minggu (28/10) malam.

SIGIJATENG.ID, KENDAL – Sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, ulama dan seluruh jajaran Polres Kendal melakukan deklarasi kebangsaan dan doa bersama dalam upaya menjaga ketentraman dan menciptakan kondusifitas wilayah lingkungan.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kendal mengajak semua tokoh agama dan masyarakat untuk menjaga kerukunan dan menjaga wilayah Kendal yang kondusif, tenteram dan damai dan saling menyayangi.

‘’Semua agama tidak mengajarkan kekerasan, saling memusuhi, maupun memecah belah,’’ katanya KH Ubaidillah dalam sebuah acara Doa Anak Bangsa dan Deklarasi Kebangsaan yang digelar di lapangan tenis indoor Polres Kendal, Minggu (28/10) malam.

Dia menambahkan, masyarakat jangan salah memahami makna dari NKRI, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 maupun Pancasila. “Mari kita ciptakan hidup rukun dan saling gotong royong dengan baik. Serta jangan sampai salah dalam memahami NKRI,” imbuh Ubaidillah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kendal, KH Asroi Thohir mengatakan, cinta tanah air sebagian dari iman. Indonesia memiliki sumber kekayaan yang luar biasa, sehingga banyak bangsa lain tertarik dengan Indonesia.

Tentunya sebagai tanda cinta kepada tanah air, sebagai warga negara yang baik harus bisa merawat dan mengelolanya. Yakni dengan menciptakan situasi aman dan menjaga tanah air bersama para ulama dan umaro.

‘’Tingkatkan solidaritas dan kebersamaan untuk menjaga. Perbedaan harus disikapi dengan baik. Islam itu tidak pernah menyakiti sesama,’’ jelasnya.

Sementara itu, Kapolres Kendal AKBP Hamka Mappaita, mengucapkan terima kasih kepada tokoh agama dan berbagai elemen masyarakat yang menjaga situasi kondisi, sehingga pelaksanaan pemilu sampai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI berjalan dengan aman dan lancar.

‘’Tahapan pemilu presiden sangat panjang dan alhamdulilah berjalan lancar dan aman. Semua itu tidak lepas dari peran masyarakat yang turut menciptakan situasi kondusif,’’ terang dia.

Hamka menyampaikan, ancaman ke depan adalah paham radikalisme yang bertentangan dengan pemerintah. Hal itu agar menjadi perhatian bersama. Benih-benih radikalisme harus diantisipasi dan jangan dibiarkan. “Mari kita jaga agar generasi penerus tidak lupa akan jatidiri sebagai bangsa Indonesia dan sebagai umat Islam. Jangan sampai generasi muda gagal paham dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” pungkasnya. (Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini