Empat Tengkorak di Banyumas, Ternyata Anak Cucu Pemilik Rumah, Tersangka Sudah Ditahan

Polisi sedang melakukan  prarekonstruksi kasus pembunuhan empat bersaudara yang jasadnya diitemukan tinggal kerangka di Banyumas. ( foto detikcom)  

SIGIJATENG.ID, Banyumas – Empat tengkorak manusia yang ditemukan di belakang rumah Misem (76) ternyata adalah tiga anak dan seorang cucu Misem yang mendadak hilang hampir lima tahun hilang lalu. Misem tidak pernah menduga kalau anaknya ternyat sudah meninggal dunia. Karenanya, setiap Lebaran Misem selalu memasak banyak makanan, karena berharap mereka pulang.

Dan tragisnya, keempat orang itu dikubur di belakangnya rumahnya itu tewasnya karena diduga dibunuh oleh salah satu anak Misem, anaknya nomer dua beserta ketiga anaknya ( cucu Misem).


Empat orang yang dibunuh itu adalah Supratno (51) anak pertama, Sugiono (46) anak ketiga, Heri Sutiawan (41) anak kelima, serta cucu Misem, Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22) yang merupakan anak dari Supratno.

Sedangkan tersangka pembunuhan yakni Saminah, anak kedua Misem, Saminah beraksi bersama tiga anaknya, Saniah Roulita alias Sania (37), Irfan Firmansyah alias Irfan (32), dan Achmad Saputra alias Putra (27). Aksi biadab itu dilakukan Oktober 2014. Jenazah keempat korban dikubur di belakang rumah Misem.

“Setiap Lebaran, selalu menyiapkan makanan, seperti ketupat, dalam jumlah yang banyak. Sebab, berharap anak-anak dan cucunya itu pulang,” kata salah seorang tetangga Misem, Sihad, kepada wartawan.

Hal yang sama disampaikan anak keempat Misem, Edi Pranoto. Misem selama ini hanya tahu tiga anak dan seorang cucunya pergi merantau ke Jakarta. 

“Namanya orang tua tetap (mengharapkan mereka pulang). Saya bilang, diikhlaskan saja, kalau memang waktunya, ya pada pulang,” ujarnya.

Namun demikian, bukan berarti Edi tak tinggal diam juga. Dia juga selalu mencari keberadaan 3 saudara dan kemenakannya yang tiba-tiba menghilang itu. Selama empat tahun lebih dirinya sempat berupaya mencari keberadaan keempat anggota keluarganya tersebut.

“Saya jarang di sini (Banyumas), (tinggal) di rumah mertua. Empat tahun lebih, saya tanya keluarga nggak ada yang tahu, lingkungan nggak ada yang tahu, nggak tahu… nggak tahu, mau bagaimana lagi,” kata Edi kepada wartawan.

Edi mengaku sempat mendapatkan informasi dua korban, yakni kakaknya Supratno dan keponakannya Vivin, tinggal di Purwokerto. Atas dasar informasi itu, dia sempat mencari keponakannya Vivin di kampus IAIN Purwokerto saat itu.

“Saya sempat ke Purwokerto, ke kampus STAIN (IAIN saat ini), ke kosan, ke teman sekolahnya. Temannya pada bilang sudah beberapa hari tidak kuliah,” jelasnya.

Kini, keempat tersangka sudah ditahan polisi. Pada Rabu (28/8/2019), polisi menggelar prarekonstruksi kasus pembunuhan empat bersaudara yang jasadnya diitemukan tinggal kerangka di Banyumas. Para pelaku memperagakan 18 adegan. 

Aksi pembunuhan ini terjadi pada Oktober 2014 dan baru terbongkar pada Kamis (22/8). Mayat korban sudah jadi kerangka ditemukan di kebun belakang rumah Misem yang berada di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas.


Rizqi menjelaskan bahwa prarekonstruksi ini digelar untuk meyakinkan para penyidik terkait dengan pasal yang disangkakan.

“Kemudian juga peran-peran dari keempat tersangka, terutama siapa pelaku utamanya, siapa yang membantu, dan siapa yang menghilangkan barang buktinya,” ujarnya. (detikcom/rizal)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini