Diprotes, Pembangunan Toilet Umum di Dekat Sumur Tua Kota Lama

Walikota Semarang Hendrar Prihadi

SIGIJATENG.ID, Semarang – Meski diprotes masyarakat, Pemkot Semarang tetap akan melanjutkan pembangubab toilet umum di dekat sumur tua di Kota Lama Semarang. Pemkot berdalih, pembangunan fasilitas umum (fasum) tersebut merupakan bagian dari revitalisasi kawasan Kota Lama.

Hal itu diungkapkan, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Jumat (17/5/2019). Pembangunan  toilet umum itu tetap dilanjutkan. Meski begitu pihaknya akan tetap mempertahankan sumur bersejarah tersebut.

“Kalau saya lihat, itu upaya untuk mempercantik lingkungan tanpa menutup sumber air tersebut,” kata Hendi, begitu sapaan akrab Walikota Semarang ini.

Hendi menegaskan Pemkot berkomitmen untuk mempertahankan situs maupun artefak bersejarah yang ada di Kota Lama. Tidak hanya sumur tua yang tidak akan ditutup, pihaknya juga memberi kesempatan ke pihak terkait untuk mempelajari artefak lain yang ditemukan di Kota Lama.

Seperti misalnya temuan tumpukan batu bata di bawah Jalan Gelatik maupun artefak yang ditemukan di Bundaran Bubakan. Hendi mengaku mendapat informasi jika temuan batu bata tersebut merupakan peninggalan kolonial Belanda. Hanya saja ia tidak mengetahui persis luasannya dan merujuk fungsi apa artefak tersebut di jaman penjajahan.

Menurutnya, jika dicoba digali lebih banyak lagi maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan perlu energi yang besar. Pihaknya akan mengembangkan serupa agar generasi mendatang bisa mempelajari peninggalan sejarah.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Direktur PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Iswar Aminudin mengaku sudah mendapat masukan dari ahli geologi jika air sumur tua di dekat Taman Srigunting, mempunyai kualitas air bagus. Meski usia sumur tersebut sangat tua.

“Keberadaan toilet juga tidak akan mencemari air sumur tua. Itu sudah dikasih septic tank, tidak akan menyerap tanah dan mencemari air sumur,” katanya.

Iswar menambahkan, keberadaan toilet tersebut tidak akan menghilangkan nilai sejarah dari sumur. Apalagi sejak dulu sudah ada toilet di dekat sumur, sehingga pemerintah merasa tidak perlu memindah toilet ke lokasi lain. 

Diberitakan, pada Kamis (16/5/2019) sejumlah masyarakat dan para pemerhati memprotes pembangunan toilet yang berada di sisi sebelah timur taman Sri Gunting, Kawasan Kota Lama. Pemerhati Sejarah, Johanes Kristiono mengatakan, sumur artetis tersebut sudah ada sejak tahun 1.841. Ia menyayangkan jika sumur yang juga memiliki sejarah tersebut harus berdampingan dengan sepictank toilet dan kontainer box toilet permanen. 

Padahal, dari zaman Hindia Belanda sampai saat ini pun sumur tua tersebut masih digunakan dan dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan air bersih. 

“Kedalamannya kira-kira 70an meter. Sampai sekarang debitnya masih besar. Warga pun terbantu sejak dahulu sampai sekarang. Truk pemadam kebakaran juga masih mengambil disini. Pernah diambil sampai limit, tapi airnya ada lagi,” ujarnya saat melakukan aksi bersama komunitas Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar) di seputaran sumur tua, Kamis (16/5/2019).

Terkait sumur artetis tersebut, lanjutnya,  alangkah baiknya bisa dijadikan objek sejarah yang dapat menambah nilai dan daya tarik Kota Lama. Dimana sumur memiliki cerita menarik pada zaman dahulu, saat sumur digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air disaat gejolak adanya wabah penyakit di zaman dahulu. (rizal)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini